Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kelahiran Bayi Pertama Hasil Transfer Embrio

Kompas.com - 03/02/2020, 08:36 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kemungkinan, embrio hanya terdiri dari 8 hingga 10 sel dan tidak dapat dilihat menggunakan mata telanjang.

Pendonor dan penerima tersebut juga dicocokkan dengan golongan darah, faktor Rh, hingga warna rambut dan mata. 

Teknik ini harus terbukti diinginkan oleh wanita yang memiliki gangguan pada ovariumnya.

Selama pasangan kemudian bersedia menerima sel telur yang disumbangkan, teknik ini pun akan dapat dilakukan. 

Perencanaan

Fertility and Genetics Research Inc., sebuah perusahaan yang berbasis di Chicago dan membantu pengembangan teknik ini, mengumumkan rencananya mendirikan basis komputer nasional untuk mengelola persediaan sel telur yang telah dibuahi.

Mereka juga mengajukan paten pada instrumen-instrumen yang digunakan dalam proses transfer embrio manusia ini.

Usulan ini kemudian ditolak oleh Ketua Foundation for Economic Trends di Washington, Jeremy Rifkin.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ham, Simpanse Pertama di Luar Angkasa

Rifkin mengungkapkan bahwa teknik-teknik ini mengurangi proses reproduksi manusia menjadi produk komersil yang diperjualbelikan di pasaran.

Saat itu, ia merencanakan gugatan di pengadilan terkait rencana paten tersebut.

Namun, Buster mengatakan, ibu penerima donor, yaitu seorang wanita berusia 30an, tidak kecewa dengan masalah-masalah seperti itu.

Sebelumnya, wanita ini memiliki sejarah infertilitas selama 8 tahun lamanya.

"Dia sangat senang dan memiliki bayi yang sangat cantik," kata Buster.

Hingga diumumkannya kelahiran bayi pertama hasil transfer embrio tersebut, tim peneliti telah mencoba 46 transfer dan dua di antaranya berhasil.

Wanita kedua yang tengah hamil dari teknik ini disebut akan segera melahirkan.

"Kami sangat bangga," ujar Buster dan tim peneliti saat itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com