Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Besar dari Wabah SARS pada 2003, Ini Alasan Virus Corona Lebih Sulit Diatasi

Kompas.com - 01/02/2020, 15:54 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pernyataan darurat kesehatan global atas wabah virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Virus corona Wuhan atau 2019-nCoV merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit flu hingga MERS dan SARS.

Virus ini zoononis, yang berarti dapat menular antara hewan dan manusia.

Tanda umum infeksi antara lain demam, batuk, sesak nafas, hingga kesulitan bernafas.

Dikutip dari BBC, jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah melampaui epidemi SARS yang terjadi pada 2003.

Saat itu, selama 8 bulan mewabah, ada sekitar 8.100 kasus SARS.

Sementara itu, hingga Sabtu (1/2/2020), kasus virus corona yang sudah terkonfirmasi mencapai lebih dari 11.000 kasus, sejak muncul pada Desember 2019.

Baca juga: Menginfeksi 25 Negara, Bagaimana Penyebaran dan Cara Melindungi Diri dari Virus Corona?

Meski demikian, kasus kematian karena virus corona sejauh ini lebih kecil dibandingkan SARS.

Hingga Sabtu (1/2/2020) siang, virus corona menimbulkan 244 kasus kematian. Sementara, kasus kematian karena wabah SARS pada 2003 lalu berjumlah 774 orang.

Perbandingan dengan SARS

SARS yang juga merupakan virus corona, pertama kali muncul di Provinsi Guangdong, China, pada November 2002.

Saat berakhir pada Juli 2003, wabah SARS menyebar ke lebih dari 24 negara.

WHO mencatat, pada 31 Januari 2020, jumlah kasus yang terkonfimasi virus corona 2019-nCoV telah melampaui SARS, dengan rincian 9.900 kasus coronavirus dan 8.096 SARS.

SARS diperkirakan merugikan ekonomi global lebih dari 30 dollar miliar AS.

Sementara itu, para ekonom menyebutkan, virus corona baru dapat memberikan dampak lebih besar pada perekonomian dunia.

Baca juga: Update 1 Februari 2020: Daftar Terbaru 25 Negara yang Konfirmasi Virus Corona

Mengapa wabah virus corona lebih sulit dihentikan daripada SARS?

Kecepatan dan skala respons negara terhadap virus baru ini secara luas dianggap belum pernah terjadi sebelumnya.

Perbedaanya terletak pada cara virus bekerja di dalam tubuh manusia.

SARS hanya ditularkan saat pasien memiliki gejala. Hal ini membuat SARS relatif mudah untuk mengisolasi orang sakit dan mengarantina siapa pun yang telah terpapar virus.

Sementara, virus corona 2019-nCoV lebih sulit dikenali. Hal ini membuatnya lebih sulit dihentikan.

Dari sudut pandang virus, corona baru mempunyai strategi bertahan evolusi yang jauh lebih pintar daripada SARS.

Virus dapat menyebar bahkan sebelum seseorang yang terinfeksi memunculkan gejala.

Baca juga: Viral Video Masker Bedah Direbus untuk Tangkal Penularan Virus Corona

Kasus di luar China

Hingga Jumat (31/1/2020), berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa negara yang mengonfirmasi kasus virus corona di wilayahnya, yaitu:

  • Jepang (14 kasus)
  • Thailand (14 kasus)
  • Singapura (13 kasus)
  • Australia (9 kasus)
  • Taiwan (9 kasus)
  • Malaysia (8 kasus)
  • Korea Selatan (7 kasus)
  • Perancis (6 kasus)
  • Amerika Serikat (6 kasus)
  • Jerman (5 kasus)
  • Vietnam (5 kasus)
  • Uni Emirat Arab (4 kasus)
  • Kanada (3 kasus)
  • Italia (2 kasus)
  • Rusia (2 kasus)
  • Inggris (2 kasus)
  • Kamboja (1 kasus)
  • Finlandia (1 kasus)
  • India (1 kasus)
  • Nepal (1 kasus)
  • Filipina (1 kasus)
  • Sri Lanka (1 kasus).

Bagaimana tanggapan China dan dunia?

Virus corona yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, ini telah mencapai setiap wilayah di daratan China.

Otoritas China telah menutup Kota Wuhan dan memberlakukan pembatasan transportasi untuk menekan penyebaran virus.

Orang-orang yang berada di Hubei pun diminta untuk bekerja dari rumah.

Virus ini memengaruhi ekonomi China, yang merupakan terbesar kedua di dunia, dengan semakin banyak negara yang mengimbau warganya untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting ke negara tersebut.

Ratusan warga negara asing dari Wuhan dievakuasi.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona, Apa Saja?

Inggris, Australia, Korea Selatan, Singapura, dan Selandia Baru diperkirakan akan mengarantina seluruh pengungsi selama dua minggu untuk memantau gejala dan menghindari penularan virus.

Sekitar 250 warga negara Perancis dievakuasi dari Wuhan.

Beberapa negara, seperti Hong Kong, Taiwan, bahkan Indonesia juga telah melarang warganya melakukan kunjungan ke China.

Hingga Sabtu (1/2/2020) pagi, sebanyak 25 maskapai penerbangan telah menangguhkan penerbangan setelah terjadi wabah virus corona di China.

Maskapai itu adalah, Air Canada, Air France, Air India, Air New Zealand, Air Seoul, Air Tanzania, American Airlines, British Airways, Cathay Pacific Airways, Delta Airlines, Egyptiair, El Al Israel Airlines, Ethiopian Airlines, Finnair, Kenya Airways, Lion Air, Lufthansa, Royal Air Maroc, Rwandair, SAS, Singapore Airlines, Turkish Airlines, United Airlines, United Parcel Service, dan Virgin Atlantic.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com