Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

213 Orang Meninggal, Benarkah Laki-laki Lebih Rentan Terkena Virus Corona?

Kompas.com - 31/01/2020, 19:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona hingga Jumat (31/01/2020) telah menewaskan 213 orang dari China dan ada 9.816 kasus dari seluruh dunia.

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga telah mengumumkan status darurat dunia untuk wabah virus corona. 

Para peneliti di dunia pun berlomba melakukan kajian tentang penyakit ini dan membuat vaksin.

Salah satu penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet pada Rabu (29/01/2020), menemukan pria tampaknya lebih rentan terkena virus corona daripada wanita.

Dilansir South China Morning Post (31/01/2020), penelitian itu meneliti 99 pasien yang dirawat di Wuhan, tempat wabah tersebut dimulai.

Para peneliti merupakan tim dokter di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan bersama para peneliti dari  Universitas Jiao Tong Shanghai dan Rumah Sakit Ruijin di Shanghai.

Temuan ini sejalan dengan pengamatan sebelumnya yang mengatakan pria yang sebelumnya telah memiliki masalah kesehatan lebih rentan terhadap virus.

Tetapi penelitian terbaru didasarkan pada ukuran sampel yang lebih besar.

Baca juga: Seberapa Menular Virus Corona Wuhan Sebelum Gejalanya Tampak?

Pasien yang diteliti sebanyak 99 pasien, terdiri atas 67 pria dan 32 wanita. Mereka dirawat di Rumah Sakit Wuhan pada 1 hingga 20 Januari 2020.

Ditemukan bahwa hampir setengah dari mereka terinfeksi dalam kelompok, meskipun Otoritas Kesehatan China hanya mengonfirmasi bahwa kasus-kasus sedang ditularkan antara manusia pada 21 Januari.

Dalam penelitian itu juga disebutkan pada kasus Mers-CoV dan Sars-CoV juga ditemukan lebih banyak menginfeksi laki-laki daripada perempuan.

Perempuan kurang rentan

Penelitian tersebut juga menyebutkan, berkurangnya kerentanan perempuan terhadap infeksi virus dapat dikaitkan dengan perlindungan dari kromosom X dan hormon seks, yang memainkan peran penting dalam kekebalan bawaan dan adaptif. 

Penelitian itu juga memperingatkan bahwa identifikasi dini dan perawatan penyakit seperti pneumonia itu penting.

Hal itu karena banyak pasien yang menderita komplikasi dan kegagalan organ.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com