Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Jet AS Ditembak Uni Soviet, 3 Orang Tewas

Kompas.com - 28/01/2020, 08:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 56 tahun yang lalu, tepatnya 28 Januari 1964, pesawat jet milik AS ditembak jatuh oleh Uni Soviet

Departemen Luar Negeri AS saat itu menuduh Uni Soviet menembak jatuh jetnya yang tersasar ke wilayah udara Jerman Timur.

Melansir History, akibat kejadian tersebut, tiga petugas AS yang berada di dalam pesawat pun tewas.

Saat itu, Uni Soviet menanggapi tuduhan ini dengan pernyataan bahwa penerbangan jet yang dilakukan AS adalah sebuah 'provokasi besar'.

Insiden ini pun menjadi sebuah pengingat buruk akan meningkatnya ketegangan Blok Timur dan Blok Barat pada masa Perang Dingin.

Latihan terbang

Menurut pihak militer AS, jet tersebut tengah melakukan latihan penerbangan di atas wilayah Jerman Barat.

Namun, pilot kemudian kebingungan saat terjadi badai dahsyat yang menyebabkan pesawat membelok hampir 100 mil keluar dari jalur yang seharusnya.

Serangan Uni Soviet terhadap pesawat tersebut pun memicu protes dan kemarahan dari Departemen Luar Negeri AS dan beberapa pemimpin kongres, termasuk Senator Hubert H. Humphrey.

Ia menuduh bahwa Uni Soviet dengan sengaja menjatuhkan pesawat untuk "mengumpulkan serangan" dalam manuver agresif pada Perang Dingin.

Sementara, Uni Soviet menolak protes AS dan mengatakan bahwa mereka memiliki semua alasan untuk membuktikan bahwa tindakan mereka tidak salah.

"Pesawat itu tidak mengalami kesalahan. Itu adalah sebuah bentuk intrusi yang jelas," ungkap pihak Uni Soviet.

Para pejabat Uni Soviet juga mengklaim bahwa pesawat tersebut telah diperintahkan untuk mendarat. Akan tetapi, pesawat jet tersebut tidak mengindahkan instruksi yang diberikan.

Tak lama setelah insiden tersebut, para pejabat AS diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Jerman Timur untuk membersihkan puing-puing pesawat dan juga para korban.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tenggelamnya Kapal Tampomas II

Ketegangan

Penembakan tersebut meningkatkan ketegangan verbal antara dua belah pihak antara AS dengan Uni Soviet.

Seperti peristiwa-peristiwa lain yang terjadi saat Perang Dingin, termasuk penahanan terduga mata-mata hingga penyitaan kapal yang juga meningkatkan ketegangan verbal. 

Akan tetapi, besar peningkatan ketegangan yang ditimbulkan hanya sedikit.

Pasalnya, kedua negara tersebut juga tengah memiliki masalah yang lebih besar untuk dihadapi.

Amerika Serikat sedang terlibat dalam Perang Vietnam. Sementara, Uni Soviet tengah berurusan dengan masalah perpecahan yang semakin melebar dengan Komunis China.

Adanya kematian pada konflik-konflik tersebut pun menjadi pengingat bahwa pada akhirnya, kecurigaan, ketegangan hingga retorika dalam Perang Dingin ini memiliki potensi untuk menimbulkan kematian lain yang sia-sia. 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi di Gujarat Tewaskan 20.000 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com