Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipecat Jadi Dirut, Helmy Yahya dan TVRI Jadi Trending di Twitter

Kompas.com - 17/01/2020, 17:02 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber Antara

KOMPAS.com - Helmy Yahya dikabarkan dipecat dari jabatan Direktur Utama (dirut) TVRI oleh Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI. 

Dilansir dari Antara (17/01/2020), kabar tersebut dibenarkan oleh anggota komisi I DPR Farhan ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Sebelumnya, pada Kamis (16/1/2020) beredar surat pemberhentian Helmy Yahya yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengawas TVRI, Arief Hidayat Thamrin.

Dalam surat tersebut ada 5 poin yang menjadi dasar pemberhentian Helmy dari jabatannya.

Warganet Ramai di Twitter

Hingga Jumat (17/01/2020) siang, warganet ramai membicarakan diberhentikannya Helmy Yahya di lini masa Twitter. Banyak yang tidak setuju karena menilai TVRI sudah mengalami peningkatan di bawah kepemimpinan Helmy Yahya. 

Setidaknya ada 15.500 cuitan dengan tanda pagar (tagar) #TVRI sampai pukul 16.34 WIB. Sedangkan cuitan dengan tagar #Helmy Yahya ada lebih dari 6.704 twit.

Salah satunya ditulis @orgilican, yang suka menonton TVRI karena bisa nonton Liga Inggris dan bulu tangkis. 

"Salah satu tv favorit gw sekarang ya TVRI, bisa nonton liga inggris, bisa nonton badminton, apalagi TVRI sports HD lebih lengkap lagi, Helmy Yahya sudah bagus meningkatkan motivasi masyarakat untuk kembali ke TVRI setelah dilupakan. Sayang sekarang dipecat," tulis pemilik akun @orgilican.

Selain itu Dandhy Dwi Laksono, seorang aktivis, jurnalis, sekaligus sutradara film dokumenter juga ikut berkomentar di Twitter. 

Menurutnya, pencopotan Helmy Yahya terkesan hanya perkara administrasi. Dia berkomentar setelah membaca 5 alasan pencopotan Helmy.

"Membaca kelimanya lebih terkesan perkara administrasi birokrasi daripada menguji apakah konten TVRI saat ini benar-benar menjalankan mandat sebagai TV publik. Sepanjang sejarah keributan di TVRI, tak pernah masuk pada substansi ini," tulisnya.

Dia berkomentar, TVRI sebagai media televisi nasional sebenarnya sudah lama kehilangan pengaruh. Beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:

  • TV swasta 1990-an
  • Saat jatuhnya rezim Soeharto, karena corong, TVRI ikut jatuh
  • Kemajuan teknologi, munculnya VCD sampai YouTube.

Baca juga: Gara-gara Hak Siar Liga Inggris, Helmy Yahya Dicopot dari Dirut TVRI?

Menanggapi netizen yang mengelu-elukan TVRI karena Liga Inggrisnya, menurutnya, Liga Inggris bukan substansi "TVRI sedang berbenah".

Akan tetapi hal itu bisa menjadi indikator TVRI akan membawa penonton untuk melihat program lain.

Penayangan Liga Inggris memang menjadi salah satu alasan diberhentikannya Helmy Yahya dari posisi Dirut TVRI. Sebab, dia tidak memberikan penjelasan terkait program siaran Liga Inggris yang berbiaya besar. 

Dandhy juga menanggapi dalam cuitannya, "Jika Liga Inggris dipersoalkan, mestinya ini titik anjaknya. Kecuali ada korupsi, tinggal dibuka," tulisnya. 

Menurutnya, TVRI tetap menjadi TV publik, yaitu TV yang tetap memproduksi konten atau program, meski tidak punya nilai komersial atau "disukai pasar".

5 alasan pemberhentian Helmy Yahya 

Dikutip dari Tribunnews, (17/01/2020), kelima alasan pemberhentian Helmy Yahya adalah sebagai berikut:

  1. Tidak memberi penjelasan soal pembelian program siaran berbiaya besar seperti Liga Inggris.

  2. Terdapat ketidaksesuaian re-branding TVRI dengan rencana kerja yang sudah ditetapkan. Selain itu, produksi siaran tidak mencapai target karena anggarannya tidak tersedia.
  3. Beberapa dokumen menyatakan sebaliknya dari jawaban terhadap penilaian pokok surat pemberitahuan rencana pemberhentian (SPRP), antara lain mutasi pejabat struktural yang tidak sesuai norma dan standar manajemen ASN.
  4. Penunjukan kuis Siapa Berani melanggar Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
  5. Premis-premis yang diajukan Helmy tidak bisa meyakinkan Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI.

Baca juga: Wakil Ketua DPR Harap Pencopotan Helmy Yahya Tak Ganggu TVRI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com