Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tempat Favorit Kapal Asing Pencuri Ikan, Apa Saja Potensi Perairan Natuna?

Kompas.com - 03/01/2020, 20:09 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar mengenai pencurian ikan oleh kapal asing di perairan Natuna kerap memenuhi pemberitaan media.

Terbaru, tiga kapal berbendara Vietnam dan beberapa kapal China terpantau sedang melakukan aktivitas di laut Natuna.

Maraknya aktivitas kapal asing di perairan yang berbatasan dengan berbagai negara ini pun membuat pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk membentengi wilayah itu.

Di antaranya adalah penenggelaman kapal asing yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Laut Natuna yang sering menjadi tujuan utama para pencuri kapal asing ini membuat publik bertanya-tanya soal potensi yang terkandung di Perairan Natuna tersebut.

Baca juga: Laut Lampung Menyala Biru di Malam Hari dan Berbusa di Siang Hari, Ada Apa?

Sektor Perikanan

Harian Kompas, 23 Maret 2016 memberitakan, Laut Natuna termasuk dalam wilayah pengelolaan perikanan Indonesia (WPP-RI) 711 yang meliputi Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.

WPP-RI 711 memiliki potensi tangkapan mencapai 1,003 juta ton per tahun dan menjadikannya sebagai potensi tertinggi nomor tiga dari 11 WPP di Indonesia.

Dua WPP yang memiliki potensi lebih besar adalah Laut Arafura (WPP-RI 718) dan Laut Jawa (WPP-RI 712).

Sementara itu, khusus untuk Laut Natuna, potensi sumber daya ikan tersimpan di dalamnya adalah sebesar 504.212,85 ton per tahun atau sekitar 50 persen dari potensi WPP 711.

Hal itu didasarkan atas studi indentifikasi potensi sumber daya kelautan dan perikanan Provinsi Kepulauan Riau yang dilakukan oleh KKP pada tahun 2011.

Meski memiliki jumlah besar, jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80 persen dari potensi lestari atau sekitar 403.370 ton per tahun.

Komoditas perikanan tangkap potensial di wilayah ini terbagai dalam dua kategori, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal.

Untuk jenis ikan pelagis, potensi yang dimiliki oleh Laut Natuna mencapai 327.976 ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 262.380 ton per tahun.

Jenis ikan demersal juga memiliki potensi yang tak kalah besar. Potensi ikan demersal mencapai 159.700 ton per tahun.

Lokasi penangkapan itu di antaranya adalah sekitar Pulau Bunguran, Natuna Besar, Pesisir Pulau Natuna, Midai, Pulau Serasan, Tambelan, dan Laut Cina Selatan.

Lokasi penangkapan kapal besar umumnya adalah yang berada di luar lokasi 4 mill laut yang berada di wilayah Laut Natuna.

Baca juga: Mengapa Menyalakan Mesin Mobil di Kapal Laut Berbahaya?

Minyak dan Gas Bumi

Tak hanya kaya akan keragaman hayati laut, Natuna juga dikenal menyimpan kandungan gas alam.

Volume yang dimilikinya sekitar dari lebih 90 triliun kaki kubik dan termasuk yang terbesar di Asia Pasifik.

Hal ini menjadikan wilayah laut tersebut banyak dilirik oleh negara-negara sekitar, tak terkecuali China.

Harian Kompas, 23 Juli 2016 memberitakan, produksi gas dan minyak di Natuna telah dimulai sejak 1986 dengan kapasitas gas 490,3 juta standar kaki kubik per hari serta 25.113 barrel minyak dan kondensat per hari.

Saat ini, ada 16 wilayah kerja migas di Natuna, yang terdiri atas enam wilayah kerja eksploitasi dan sisanya wilayah kerja eksplorasi.

Ada empat wilayah kerja yang sejauh ini sudah berproduksi, yaitu wilayah kerja Blok B Laut Natuna Selatan oleh Conoco Phillips Inc, Blok A Laut Natuna oleh Premier Oil Natuna Sea BV, Blok Kakap oleh Star Energy, serta Blok Udang oleh Pertamina EP dan Pertalahan Arnebatara
Natuna.

Baca juga: Di Balik Program Hapus Tato Gratis Polres Tanah Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com