Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AIMI Salurkan MPASI untuk Bayi Pengungsi Banjir di Jakarta

Kompas.com - 03/01/2020, 18:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang menyalurkan ratusan porsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) ke beberapa pengungsian di Jakarta Timur.

Pada Kamis (2/1/2020), AIMI bekerja sama dengan sebuah katering menyalurkan 182 porsi bubur Manado ke Cililitan dan Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Biasanya, pembuatan MPASI ini dilakukan di sebuah dapur umum sehingga bisa mengedukasi masyarakat mengenai pengolahan makanan, terutama untuk anak bawah dua tahun atau baduta.

"Idealnya harusnya dikerjakan langsung di dapur umum, supaya masyarakat juga tahu bagaimana mempersiapkannya dan bahan makanannya pun sama seperti yang dewasa cuma teknik pemberiannya (berbeda)," kata Nia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Akan tetapi, karena bertepatan dengan libur akhir tahun, sejumlah relawan dan konselor AIMI tengah berada di luar kota, dan ada pula yang menjadi korban banjir.

Hal ini tak memungkinkan pengolahan makanan yang akan disumbangkan dilakukan di dapur umum. 

Panduan pemberian makanan bayi usia 0-24 bulan di kondisi normal maupun bencana.Dok. dr. Tan Shot Yen Panduan pemberian makanan bayi usia 0-24 bulan di kondisi normal maupun bencana.
Mengenai tekstur makanana, untuk anak berusia 6-8 bulan, makanan pendamping ASI harus disaring sehingga memiliki tekstur yang sangat halus.

Baca juga: Perhatikan Ini Saat Sumbang Makanan bagi Korban Banjir...

Sementara anak usia 9-12 bulan bahan makanan diolah kecil-kecil, seperti diiris atau cincang.

Kemudian, untuk anak usia di atas 12 bulan, sudah bisa makan sama seperti yang dimakan oleh orang dewasa.

"Yang semalam kami kirim ke daerah Cililitan dan Halim itu kami bikin 182 mangkuk. Ada yang tekstur halus 62 (mangkuk), sisanya 120 (mangkuk) yang teksturnya kasar," kata Nia.

Bukan hanya bayi, MPASI dengan tekstur lebih lembut dari makanan pada umumnya pun bisa dikonsumsi oleh lansia yang membutuhkan.

Program bantuan ini akan terus dilanjutkan melihat perkembangan banjir yang terjadi.

"Yang sekarang ini kami siapkan ada macaroni schotel sama ada bubur Manado lagi. Insya Allah ini mau ke Sudin Jakarta Timur yang di Jatinegara. Ini sekarang 200 yang kita siapin," kata Nia.

Ia berharap, ada pihak yang terinspirasi dengan apa yang dilakukan AIMI yaitu memberikan bantuan dengan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan. 

Nia mengingatkan, pemberian bantuan untuk anak-anak, terutama terkait makanan dan minuman harus dilakukan dengan hati-hati.

Makanan bagi bayi khususnya, harus mempertimbangkan kandungan gizi yang biasa disebut "4 bintang".

"Ada protein, lemak, karbohidrat, proteinnya juga ada hewani dan nabati, juga ada sayur-sayuran yang berwarna. Jadi semua itu lengkap ada dalam menu itu," kata Nia.

Ia meyakini, jika semakin banyak pihak yang terlibat aktif dalam memberikan MPASI bergizi seperti ini, akan semakin banyak bayi di pengungsian yang tercukupi kebutuhan gizinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com