Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ely Sugigi Dikabarkan Potong Gigi, Ini Risiko dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 24/12/2019, 19:19 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prosedur potong gigi yang dilakukan oleh Ely Sugigi untuk merapikan gigi bagian depan ramai dibicarakan publik akhir-akhir ini.

Dalam unggahan video berjudul "Habis Potong Gigi, Begini Penampilan Sugigi", Ely menceritakan kisahnya melakukan potong gigi pada 16 Desember 2019 di Palembang.

Ely mengaku potong gigi tersebut dilakukannya lantaran sering mendapat ejekan dan olok-olok karena memiliki gigi tonggos.

Ia pun mengaku tidak melakukan operasi dalam pemotongan gigi.

"Iya, gigi aku dipotong, bukan operasi," ujar Ely seperti dikutip Kompas.com dari video tersebut pada Minggu (22/12/2019).

Lantas, seperti apa penjelasan potong dan merapikan gigi yang dilakukan Ely Sugigi?

Baca juga: Viral Ramuan Bawang dan Garam untuk Sakit Gigi, Apa Kata Dokter?

Penjelasan dokter gigi

Dokter gigi dari Gandaria Dental 7 Jakarta Selatan, drg. Dina Ariani menyampaikan bahwa "potong gigi" yang dilakukan Ely Sugigi memiliki makna luas.

"Dalam kedokteran gigi, gigi bisa dipotong atau lebih tepatnya dikikis untuk beberapa tujuan, seperti sebagai persiapan untuk dipasang veneer atau crown," ujar Dina saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/12/2019).

Menurutnya, gigi juga dapat dikikis untuk tujuan lain, seperti penyesuaian gigitan atau occlusal adjustment pada kasus tertentu.

Diketahui, tindakan memotong atau mengikis gigi merupakan tindakan yang mengakibatkan perubahan pada gigi secara permanen (irreversible).

Oleh karena itu, langkah potong gigi harus dilakukan oleh dokter gigi dengan berbagai pertimbangan, bukan dengan tukang gigi ataupun di salon-salon kecantikan.

Tidak hanya rapi, gigi depan Ely Sugigi juga terlihat berdempet sejajar, berbeda dengan kondisi sebelumnya.

Baca juga: Viral Usus Besar yang Dipenuhi Gas, Ini Penjelasan Dokter

Efek samping

Dari kasus tersebut, Dina menjelaskan, penutupan celah di antara dua gigi atau mendempetkan dua gigi disebut sebagai "diastema closure".

"Diastema adalah celah/ruang yang terdapat di antara dua gigi. Tapi ini konteksnya kalau Ely Sugigi melakukannya dengan betul di dokter gigi ya, bisa jadi Ely Sugigi tidak melakukannya di dokter gigi, saya kurang tahu," kata Dina.

Terkait dengan tindakan medis tersebut, Dina menyampaikan bahwa ada efek samping yang timbul ketika melakukan pengikisan gigi.

Namun, efek tersebut bergantung pada kondisi gigi pasien.

"Jika giginya masih vital, maka pengikisan harus dilakukan dengan sangat hati-hati, ada patokan seberapa banyak gigi boleh dikikis," imbuh dia.

"Apabila terlalu banyak dikikis bisa mengakibatkan gigi terasa ngilu," lanjut dia.

Dina menjelaskan, penutupan diastema yang tidak rapi bisa menyebabkan kesulitan dalam membersihkan celah di antara dua gigi tersebut.

Sehingga dapat terjadi penumpukan sisa makanan dan plak gigi di area gusi yang berujung pada gusi bengkak atau berdarah.

Selain itu, Dina mengungkapkan bahwa waktu yang dibutuhkan ketika pengikisan dan penutupan diastema bergantung pada jumlah gigi yang akan dikikis dan bagaimana kondisi giginya.

Baca juga: Saat Gibran Mulai Unjuk Gigi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com