Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Awan Tebal di Langit Jakarta, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 24/12/2019, 12:26 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi penampakan langit di Jakarta yang berwarna gelap beredar di media sosial Twitter pada Senin (23/12/2019).

Salah satu pengguna Twitter @alonkii mengunggah dua foto kondisi langit yang dinilai mengerikan itu.

"Anjay Jakarta ngeri banget ada apaan nih," tulis @alonkii dalam twitnya.

Melihat kenampakan langit yang terkepung awan, unggahan tersebut lantas menjadi ramai di platform Twitter.

Hingga kini twit itu telah di-retwit sebanyak 10.500 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 25.100 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Berikut Alasan Kominfo Blokir Situs IndoXXI

Dikira editan

Sementara itu, ada sejumlah warganet yang menyangka bahwa gambar tersebut merupakan editan semata.

Hal tersebut dibantah oleh pemilik akun @MrDik91 yang juga mengunggah kondisi langit gelap dengan perspektif yang berbeda.

"Ini w kasih videonya, biar ga dikira editan. Haha. Diambil sekitar jam 17.30 WIB. Dan hujan deras setelahnya," tulis akun @MrDik91 dalam twitnya.

Kemudian, saat dikonfirmasi kepada @alonkii, ia menyampaikan bahwa foto tersebut dibidiknya di Gedung Millennium Centennial Center (MCC), Jakarta Selatan.

"Aku dari MCC lantai 39, fotonya ke arah Sudirman, arah Plaza Semanggi (Bundaran Senayan)," ujar pemilik akun @alonkii kepada Kompas.com Selasa (24/12/2019).

Baca juga: Sempat Jadi Trending Topic di Twitter, Ini Profil Bambang Pamungkas

Penjelasan astronom

Di sisi lain, Kompas.com juga mengonfirmasi astronom amatir Marufin Sudibyo terkait fenomena di langit Jakarta itu.

Marufin mengatakan bahwa awan gelap tersebut merupkan dasar awan Cumulonimbus.

"Singkatnya, kalau mengacu ke ketampakan dasar awan dan citra satelit, itu dasar awan Cumulonimbus," ujar Marufin, Selasa (24/12/2019).

Menurutnya, awan Cumulonimbus merupakan awan penyebab hujan lebat dan (terkadang) menimbulkan badai, baik dalam bentuk hailstorm (hujan es) maupun hujan badai.

"Jadi, kalau mengacu ke data satelit Himawari 8, ada pertumbuhan awan Cumulonimbus di atas Jakarta hingga Bogor Senin sore. Tapi sisi utara Jakarta tidak ditutupi awan itu," lanjut dia.

Terkait awan tersebut, Marufin menjelaskan, awan Cumulonimbus terbentuk dari gabungan awal cumulus (awan rendah yang nampak bergumpal-gumpal) dan awan nimbus (yang tergolong awan tinggi).

Selain itu, menilik fenomena dasar awan Cumulonimbus, ia menyampaikan bahwa fenomena itu umumnya berada pada ketinggian kurang lebih 2.000 meter di atas paras tanah.

Sementara, puncaknya dapat melambung tinggi hingga mencapai kurang lebih 15.000 km mendekati batas lapisan stratosfer.

"Ia terbentuk salah satunya akibat tekanan udara setempat lebih rendah. Di citra satelit sangat khas, karena memiliki suhu puncak awan paling rendah (hingga bisa di bawah 0 derajat celsius) akibat menjulang sangat tinggi," terang Marufin.

Sebelumnya, fenomena kenampakan awan Cumulonimbus pernah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Misalnya, di Aceh Tengah pada Juli 2019 lalu.

Saat itu, adanya awan Cumulonimbus di Aceh Tengah menyebabkan hujan es sebesar kelereng.

Salah satu warga menyebutkan bahwa hujan es terjadi lantaran ada awan Cumulonimbus dengan tinggi dasar awan yang sangat dekat dengan permukaan tanah dan di bawah awan, menyebabkan suhu udara menjadi sangat dingin.

Baca juga: Fenomena Topi Awan yang Terjadi Serentak di 4 Gunung, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Tren
5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita di Atas 40 Tahun, Apa Saja?

5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita di Atas 40 Tahun, Apa Saja?

Tren
Kata Media Asing soal Kemenangan Indonesia atas Korsel, Sebut STY Sosok Ajaib

Kata Media Asing soal Kemenangan Indonesia atas Korsel, Sebut STY Sosok Ajaib

Tren
Profil Rafael Struick, Pemain Indonesia yang Akhiri 'Clean Sheet' Korsel di Piala Asia U23

Profil Rafael Struick, Pemain Indonesia yang Akhiri "Clean Sheet" Korsel di Piala Asia U23

Tren
7 Torehan Sejarah Indonesia Usai Kalahkan Korea Selatan, Tak Hanya Lolos Semifinal Piala Asia U-23

7 Torehan Sejarah Indonesia Usai Kalahkan Korea Selatan, Tak Hanya Lolos Semifinal Piala Asia U-23

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com