Ia menekankan, yang dibutuhkan saat ini bukan hanya spesialis, tetapi superspesialis.
"Anak yang ranking satu ya Matematika-nya bagus, Bahasa Indonesia-nya bagus, Biologi-nya bagus, itu yang tidak bisa dibenarkan," kata Kak Seto.
"Kalau saya mencerminkan ada lima Rudy, Rudy Habibie, Rudy Salam, Rudi Hartono, Rudy Khairuddin, Rudy Hadi Suwarno. Masing-masing kan memiliki bidang yang berbeda," lanjut dia.
Potensi yang berbeda-beda ini, menurut dia, harus berhasil digali oleh orangtua dan pendidik.
Hal itu seperti tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi:
"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara."
Oleh karena itu, Kak Seto berharap agar Mendikbud beserta jajarannya mengimplementasikan isi undang-undang itu agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya yang saling berbeda-beda.
"Guru juga harus berani bergerak. Kalau guru bergerak maka kapal besar bernama Indonesia akan bergerak menuju ke jalan yang benar," kata Kak Seto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.