Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Lebur Bisnis Sampingan BUMN, Bisnis Lain Jangan Jadi Alasan

Kompas.com - 11/12/2019, 14:13 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki oleh perusahaan pelat merah.

Hal tersebut menindaklanjuti temuan mengenai banyaknya BUMN yang memiliki anak dan cucu usaha yang berbeda dari bisnis inti.

Bahkan Erick sempat kebingungan lantaran banyaknya anak dan cucu usaha perusahaan BUMN yang berbeda dari bisnis inti.

Menanggapi hal itu, pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mempertanyakan langkah bisnis yang dilakukan oleh BUMN yang memiliki usaha di luar core business-nya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Manajemen FEB UI ini justru mengapresiasi langkah Erick.

"Buat apa mereka (BUMN) bikin kayak gitu. Intinya adalah sekarang semua kembali kepada core bussines," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Daripada membesarkan anak usaha, pihaknya justru meminta BUMN fokus mengelola core business yang telah dimiliki.

Apabila konsisten dilakukan, maka kinerja perusahaan BUMN tersebut, imbuhnya akan lebih baik dibandingkan apabila mereka mengurusi bidang lainnya, yang tidak berkaitan dengan core business-nya.

"Jadi saya kira itu adalah inti yang diinginkan oleh Pak Erick Thohir. BUMN bisa betul-betul fokus mengurus bisnis intinya apa yang tidak related dengan bisnis itu ya dikeluarkan saja," katanya lagi.

Baca juga: Erick Thohir Akan Lebur Bisnis Sampingan BUMN, dari Hotel hingga Rumah Sakit

Kinerja BUMN

Selain hal di atas, pihaknya juga meminta BUMN yang sedang "sakit" atau merugi untuk memperbaiki kinerja bisnis intinya. Serta tetap fokus pada bisnis inti mereka.

Salah satu BUMN yang masih merugi dan memiliki bisnis di luar bisnis intinya adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. 

Dikutip dari Kompas.com, 4 Januari 2019, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengaku tengah gencar melakukan restrukturasi untuk menangani kerugian perusahaan yang telah terjadi selama enam tahun berturut-turut. 

Krakatau Steel juga memiliki bisnis hotel melalui anak usahanya PT Krakatau Industrial Estate Cilegon bernama The Royale Krakatau Hotel Cilegon. 

"Jadi jangan urus bisnis lain sebagai suatu excuse, suatu bentuk dari ketidakmampuan mereka mengelola bisnis intinya," imbuhnya.

Menurutnya, BUMN pun bisa melakukan kerja sama operasi (KSO) jika ingin memiliki bisnis sampingan.

Baca juga: Duh, Sudah 13 Petinggi BUMN Era Rini Soemarno yang Tersandung Kasus

Mitra Lain

KSO adalah kerja sama dengan prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara BUMN dengan mitra kerja sama.

Dengan model bisnis ini, maka BUMN yang memiliki bisnis sampingan masih bisa mendapatkan keuntungan atau royalti dari bisnisnya.

Menurutnya, hal tersebut bisa membuat kinerja bisnis BUMN bisa lebih baik.

"Jadi, kepemilikannya tidak hilang dari BUMN-nya. Tetapi, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain yang dianggap lebih ahli dalam mengelola hotel," katanya.

Selain KSO, model bisnis lain yang bisa dilakukan adalah akuisisi. Salah satu contoh akuisisi yakni pada BUMN Farmasi.

Dikutip dari pemberitaan Kontan, PT Kimia Farma (Persero) Tbk melakukan akuisisi saham PT Phapros Tbk (PEHA) dari yang semula dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI.

PT Phapros Tbk merupakan anak usaha RNI yang bergerak di bidang farmasi.

Sedangkan RNI merupakan BUMN holding yang memiliki pabrik gula, kelapa sawit, teh, farmasi, alat kesehatan. Serta pabrik kulit, karung plastik, dan alkohol.

"Phapros, Kimia Farma related ya. Dari transaksi itu Kimia Farma membayar ke RNI dan RNI mendapatkan hak atas penjualan Phapros ke Kimia Farma," imbuhnya.

Baca juga: Dari Ahok hingga Royke Tumilaar, Ini Pejabat yang Ditunjuk Erick Thohir Pimpin BUMN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com