Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Buruk Pemanasan Global (3): Bukan Cuma Jawa, Seluruh Dunia akan Krisis Air

Kompas.com - 08/12/2019, 19:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan kedua, Mimpi Buruk Pemanasan Global (2): Diracun di Udara dan Lautan.

KOMPAS.com - Selama puluhan tahun bertani, Maryanto (54) belum pernah mengalami kemarau seperti yang terjadi tahun ini.

Petani asal Klaten ini mengatakan sudah lebih dari empat bulan kemarau panjang merepotkan ia dan rekan-rekannya.

"Selama 10 tahun terakhir, ini kemarau yang paling parah. Dulu kemarau dua bulan biasa, ini empat bulan lebih, bisa enam bulan ini," kata Maryanto kepada Kompas.com, awal November 2019 lalu.

Keadaan ini dipersulit dengan perebutan air. Air dari hulu sungai yang kini dikuasai pabrik air kemasan, hanya mengalir sedikit ke hilir.

Baca juga: Jawa Diprediksi Kehilangan Sumber Air Bersih Tahun 2040: Segala Sesuatu Butuh Air...

Petani mesti mengandalkan air sumur. Itu pun belum jaminan pasokan air lancar.

"Dulu sumur kedalaman delapan meter sudah bagus airnya. Sekarang harus minimal 12 meter, pasokan air tanah sudah berkurang, kering," ujar Maryanto.

Kekeringan yang terjadi di tanah Jawa bukan perasaan Maryanto semata.

Kajian Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara bakal meluas.

Dari enam persen di tahun 2000, menjadi 9,6 persen di tahun 2045. Wilayah-wilayah basah di bagian barat dan tengah Jawa diprediksi semakin berkurang.

Baca juga: Kekeringan Meluas di Banyumas, 73.377 Jiwa Andalkan Bantuan Air Bersih

“Jawa diprediksi akan mengalami peningkatan defisit air sampai tahun 2070,” kata Heru Santoso dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut Heru, faktor terbesar penyebab krisis air di Jawa adalah perubahan iklim.

“Ada perubahan siklus air yang membuat lebih banyak air yang menguap ke udara karena peningkatan temperatur akibat perubahan iklim,” kata Heru.

Menurutnya, kondisi ini berpengaruh pada keseimbangan neraca air. Air menipis. Padahal kebutuhan air semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan alih fungsi lahan.

“Air yang seharusnya diserap masuk ke tanah dan bertahan lama di darat menjadi air limpasan yang langsung masuk ke saluran air ke sungai dan laut karena tanah menjadi lapisan kedap air,” ujar Heru.

Baca juga: Hadapi Kekeringan, Warga Boyolali Jual Sapi untuk Beli Air Bersih

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com