Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Buruk Pemanasan Global (3): Bukan Cuma Jawa, Seluruh Dunia akan Krisis Air

Kompas.com - 08/12/2019, 19:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Kekurangan pangan

Kembali ke cerita Michael Burry, manajer investasi itu berinvestasi di air dengan cara bercocok tanam.

Ia menanam komoditas di daerah dengan banyak air, lalu menjualnya di daerah yang miskin air.

Tanaman yang dipilihnya, yang membutuhkan banyak air seperti almond. Tren susu almond yang sedang berlangsung juga dinilai mampu mengeruk keuntungan.

Baca juga: Krisis Pangan di Venezuela Makin Parah

Investasi air lewat pangan bukan tanpa alasan. Pasalnya, sekitar 70 hingga 80 persen air bersih dihabiskan untuk produksi pangan dan pertanian.

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, diprediksi kebutuhan air untuk pangan akan meningkat hingga 50 persen.

Sayangnya, perubahan iklim yang terjadi justru mempersulit produksi pangan. Dalam waktu dekat, kita akan kekurangan pangan akibat kekurangan air.

Sekitar 800 juta orang saat ini diperkirakan kelaparan. Sebanyak 100 juta di antaranya kelaparan karena syok akan perubahan iklim.

Baca juga: Krisis Pangan dan Keamanan, 10.000 Warga Rohingya Lari ke Perbatasan

Di Afrika, satu miliar orang berjuang hanya untuk bisa makan. Di akhir abad ini, angkanya diprediksi meningkat empat kali lipat.

Selain Afrika, penduduk miskin dunialah yang akan jadi korban pertama dari krisis pangan ini.

Para peneliti memprediksi pada 2050, sekitar 150 juta orang di negara berkembang akan kekurangan protein. Salah satunya Indonesia.

Sebab, orang-orang di negara berkembang ini sangat bergantung pada protein nabati atau sayur-mayur dibanding protein hewani.

Baca juga: Indonesia Alami Krisis Pangan?

Sebanyak 138 juta orang juga diperkirakan bakal kekurangan zinc yang sangat dibutuhkan janin. Kemudian 1,4 miliar orang bisa mengalami defisit zat besi. Anemia atau kekurangan darah akan jadi penyakit epidemik akibat defisit zat besi massal.

Semua ini karena tidak tersedianya air bersih yang cukup. "Jika krisis iklim adalah hiu, maka air adalah giginya," begitu kira-kira analogi untuk menyederhanakan kekacauan yang kita hadapi.

Bersambung...

Tulisan ini adalah seri ketiga dari enam seri tulisan Mimpi Buruk Pemanasan Global. Baca artikel berikutnya, "Panas Sekarang Belum Ada Apa-apanya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com