Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Sebabkan Kematian, Ini Pertolongan Pertama Tersengat Tawon Ndas

Kompas.com - 22/11/2019, 19:34 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korban meninggal akibat tersengat tawon kembali bertambah. "Tersangka" yang menyebabkan beberapa kematian tersebut adalah Vespa affinis atau lebih dikenal sebagai tawon ndas.

Satu dari empat pelajar di Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongong, Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal dunia akibat serangan tawon tersebut.

Sebelumnya, warga Kabupaten Klaten, Lanjarwati dan Warsomo juga meninggal akibat sengatan tawon ndas November ini.

Melansir pemberitaan Kompas.com (11/1/2019), Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten Nur Khodik berkata bahwa seseorang yang tersengat tawon Vespa affinis dapat meninggal apabila tidak memperoleh penanganan dalam 1x24 jam.

Dr dr Tri Maharani juga menjelaskan bahwa Vespa affinis bukanlah tawon madu, tetapi tawon predator. Jenis tawon ini memiliki kemampuan untuk memasukkan racunnya ke dalam tubuh manusia.

Pada dosis kecil, yaitu ketika yang menyengat hanya satu atau dua ekor tawon, racun hanya akan menimbulkan alergi saja dengan gejala-gejala seperti bengkak.

Baca juga: Siswa SD di Garut Meninggal, Ini Cara Menghindari Serangan Tawon Ndas

Sementara, apabila tawon yang menyengat adalah dalam jumlah banyak, akan menyebabkan hiperalergi. Oleh karena itu, jika tidak ditangani akan berlanjut menjadi anafileksis hingga sistemik atau merusak organ dalam hitungan hari.

Reaksi Ringan Hingga Sedang

Mengutip dari pemberitaan Kompas.com (11/1/2019), untuk dosis kecil, penanganan dapat dilakukan dengan cara sederhana. Bagian yang bengkak perlu dikompres dengan es. Sementara, jika tersisa sengatannya, bisa dicabut.

Kemudian, pasien diberikan analgesik dan obat-obatan antihistamin atau corticosteroid sampai pembengkakan berkurang.

Melansir dari laman Healthline, untuk sengatan yang tidak terlalu parah, juga dapat digunakan krim hydrokortison atau lotion kalamin untuk meredakan gatal atau iritasi kulit.

Baking soda juga dapat digunakan untuk menenangkan kulit dan dapat digunakan saat mandi atau melalui krim kulit.

Pereda sakit seperti ibuprofen pun dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit dari sengatan tawon.

Kemudian, bahan seperti cuka juga dapat digunakan untuk menangani sengatan lebah. Teorinya, keasaman dari cuka dapat membantu menetralkan alkalinitas dari sengatan lebah.

Untuk menggunakan cuka pada sengatan lebak, rendam bola kapas dengan cuka apel atau cuka putih dan tempatkan di atas bagian yang tersengat. Tekan sedikit dan biarkan selama beberapa menit.

Reaksi parah

Sementara, untuk dosis sengatan yang besar, dibutuhkan ketanggapan petugas medis untuk menangani kasus sengatan. Pasien yang mengalami edema paru akut, misalnya, harus diberikan tatalaksana edema paru, seperti cairan parunya dikeluarkan.

Kemudian, pasien yang mengalami gagal ginjal harus diberikan tata laksana gagal ginjal, seperti hemodialisis.

Baca juga: Sejak 2017, Sengatan Tawon Vespa Affinis Tewaskan 10 Warga, 250 Orang Masuk Rumah Sakit

Penanganan untuk reaksi alergi parah dalam sengatan tawon secara umum dapat mencakup tindakan-tindakan berikut:

  • Pemberian tambahan epinefrin untuk menyetabilkan sistem imun
  • Cardiopulmonary resuscitation (CPR) jika pernafasan terhenti sementara
  • Oksigen, steroids, dan pengobatan lain untuk memperbaiki pernafasan.

Bila penanganan gawat darurat tepat diberikan, pasien sengatan tawon ndas pun dapat tetap hidup.

(Sumber: Kompas.com/ Shierine Wangsa Wibawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com