Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Toilet Sedunia 2019, Perempuan, dan Sanitasi Aman...

Kompas.com - 19/11/2019, 18:38 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peringatan Hari Toilet Sedunia 2019 menyoroti tentang sanitasi yang terkelola secara aman.

Melansir laman United Nations tentang World Toilet Day 2019, hingga kini, terdapat 4,2 miliar orang yang tinggal tanpa sanitasi yang terkelola dengan aman.

Dari angka itu, 675 juta di antaranya masih menggunakan toilet terbuka.

Sanitasi aman penting untuk kesehatan, yaitu mencegah berkembangnya infeksi tertentu hingga menjaga kesehatan mental.

Kurangnya sanitasi yang terkelola secara aman dapat menyebabkan diare, masalah-masalah kesehatan umum, dan dapat memicu penyebab penyakit hingga kematian pada anak-anak usia balita.

Selain itu, kurangnya akses fasilitas sanitasi yang layak juga menjadi salah satu penyebab utama dari risiko dan kegelisahan yang dialami oleh perempuan.

Melansir publikasi penelitian pada laman BMC Public Health, salah satu dampak dari toilet terbuka adalah peningkatan risiko eksploitasi seksual dan ancaman terhadap privasi perempuan.

Baca juga: 19 November Hari Toilet Sedunia, Ini Sejarahnya

Hasil penelitian tersebut menujukkan, toilet terbuka berdampak pada rendahnya kualitas kesehatan pada perempuan dengan dampak negatif jangka panjang pada kesejahteraan psikososialnya.

Sementara, penelitian lebih lanjut dan lengkap terkait tentang topik ini pun masih minim.

Padahal, sanitasi bersih dan aman merupakan hak asasi seluruh manusia yang harus dipenuhi, termasuk perempuan.

Poin ini sesuai dengan yang telah tertuang dalam Sustainable Development Goal 6, yaitu tentang tujuan menghentikan praktik toilet terbuka dan memberikan perhatian khusus kepada perempuan dan mereka yang berada pada situasi rentan.

Toilet terbuka memberikan bentuk 'ancaman' tersendiri kepada perempuan.

Contohnya, yang harus dialami oleh ratusan ribu anak perempuan dan perempuan yang kekurangan privasi saat sedang menstruasi.

Oleh karena itu, banyak anak perempuan dan perempuan di negara-negara tertentu terdampak secara serius dengan ancaman kesehatan fisik dan mental akibat kurangnya fasilitas sanitasi ini.

Selain itu, mereka juga harus tetap menjalankan fungsi tubuh sehari-hari dengan melakukan defekasi (buang air) dan harus memiliki strategi terkait kebutuhan menggunakan toilet ini. 

Latar belakang ini juga menjadi salah satu alasan mengapa sanitasi yang terkelola dengan aman, penting dan diangkat dalam Hari Toilet Sedunia 2019.

Kesulitan

Melansir dari Factsheet World Toilet Day 2019, seringkali anak-anak perempuan dan perempuan sulit untuk menemukan tempat buang air kecil ataupun buang air besar.

Tidak jarang, mereka harus menunggu hingga gelap untuk dapat pergi ke toilet.

Kondisi ini semakin meningkatkan kerentanan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual.

Di banyak negara, anak-anak perempuan bahkan tidak masuk kelas selama menstruasi karena kurangnya fasilitas sanitasi yang layak di sekolah.

Oleh karena itu, sanitasi yang terkelola dengan baik penting untuk diwujudkan.

Sanitasi dengan pengelolaan baik ditandai dengan kemampuan orang untuk mengakses fasilitas toilet hieginis yang tidak dibagi dengan kotoran atau rumah tangga lain, terpisah dari kontak manusia, dan dibuang dengan aman sehingga melindungi lingkungan dari agen-agen penyakit yang mungkin tersebar.

Manfaat sanitasi dapat diperoleh apabila seluruh pihak dapat mengakses sanitasi yang terkelola dengan aman.

Layanan sanitasi harus memenuhi kebutuhan dari golongan-golongan marjinal. Kerangka kerja hukum dan kebijakan harus mempertimbangkan hak sanitasi bagi semua orang.

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Bahaya Jongkok di Toilet Duduk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com