Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Legenda Bulu Tangkis Indonesia Johan Wahyudi...

Kompas.com - 16/11/2019, 06:28 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Legenda bulu tangkis Indonesia, Johanes Wahyudi, atau yang lebih akrab disapa Johan Wahyudi meninggal dunia dalam usia 66 tahun.

Kabar duka itu diketahui dari unggahan akun Twitter PBSI @Badmintonindonesia, pada Jumat (15/11/2019).

Pria asal Malang yang lahir 10 Februari 1953 silam ini mulai menekuni dunia bulu tangkis sejak ia berusia 4 tahun.

Di bawah didikan sang ayah, Mangku Prayitno, Johan berhasil menjadi atlet bulu tangkis Jawa Timur.

Di usia 13 tahun, Johan mulai bergabung dengan klub Gajah Putih Malang yang dilanjutkan dengan berlatih bersama klub Rajawali Surabaya di setiap akhir pekan.

Usaha Johan tak sia-sia. Di era 1970an, ia berhasil meraih nama gemilang sebagai pemain ganda terbaik dunia bersama rekannya Tjun-Tjun.

Baca juga: Mengenal PB Djarum, Klub Bulu Tangkis dengan Segudang Talenta

Pertemuan dengan Tjun-Tjun

Atlet bulu tangkis Indonesia, Tjun Tjun (kanan) dan Wahyudi (kiri)Kartono Riyadi/Kompas Atlet bulu tangkis Indonesia, Tjun Tjun (kanan) dan Wahyudi (kiri)

Johan sempat menjadi juara kedua dalam kejuaraan bergengsi level nasional, Wahono Cup.

Berkat prestasinya itu, tahun 1972 ia dipanggil untuk mengikuti training centre atau yang sekarang dikenal dengan nama Pelatnas.

Melansir dari situs PB Djarum, pasangan ganda Johan wahyudi dan Tjun Tjun terbentuk saat persiapan penyelenggaraan Invitasi Dunia 1972 di Jakarta yang hanya diikuti 32 peserta terbaik dunia berdasarkan undangan.

Saat itu skuad yang ditunjuk untuk ganda Indonesia adalah juara All England Christian Hadinata/Ade Chandra dan Rudy Hartono/Tjun Tjun.

Namun, Rudy Hartono meminta agar dirinya fokus untuk bermain di tunggal dan menunjuk Johan sebagai penggantinya.

Tak disangka, pasangan tersebut mampu meraih prestasi gemilang. mereka mampu mengalahkan juara All England 1972, Christian Hadinata/Ade Chadra.

Sejak saat itu, mereka pun dipercaya untuk mengikuti berbagai ajang internasional.

Mereka berhasil menjuarai menjuarai All England hingga enam kali, juara dunia, juara Asia dan medali emas Asian Games.

Baca juga: Menyoal Audisi PB Djarum Berhenti, Ini 6 Manfaat Olahraga Bulu Tangkis

Menjadi Pengusaha

Johan Wahyudi, legenda bulu tangkis IndonesiaDok. PB Djarum Johan Wahyudi, legenda bulu tangkis Indonesia

Diberitakan Harian Kompas, Rabu (8/5/2002), Johan gantung raket pada tahun 1982, dan menetap di Jakarta hingga 1998, atau selama 17 tahun.

Namun pada 1986, ia sempat menjadi manajer pemain yunior All Enggland.

Di tahun 1998, ia memilih pulang ke kampung halamannya di Malang, Jawa Timur.

Semenjak tinggal di Malang, Johan telah mengembangkan bisnis beberapa komoditas, di antaranya tembakau dan kayu.

Namun usahanya tersebut tidak berjalan lancar. Johan pun bahkan menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah, akibat ulah orang-orang kepercayaannya.

Kunci Keberhasilan

Johan mengatakan kunci keberhasilannya bersama Tjun Tjun bukan pada permainan cepat dan bertenaga serta mampu mengandalkan refleks.

Tetapi pada kemampuan satu sama lain untuk saling memahami dan mengisi.

"Tjun Tjun dulu lemah kakinya, saya lemah pukulan kiri. Setelah mampu memahami itu, ketika bermain kami bisa saling mengisi," kata Johan waktu itu.

Proses memahami satu sama lain dan saling mengisi antara Johan dengan Tjun Tjun ternyata tidak terjadi dalam sekejap.

Johan mengatakan, setiap malam usai latihan, mereka berdiskusi dan saling memberikan masukan.

 

Saat peringatan Hari Olahraga Nasional, Johan akhirnya mendapatkan penghargaan dan hadiah rumah dari pemerintah atas prestasinya dalam mengharumkan dunia bulu tangkis Indonesia.

Sebelum tutup usia, Johan juga turut serta sebagai tim pencari bakat saat audisi umum beasiswa Djarum Bulu Tangkis 2015.

BWF memasukkan nama Johan Wahyudi dan Tjun Tjun sebagai anggota kehormatan Hall of Fame pada 2009.

Selamat Jalan Johan Wahyudi...

Baca juga: Kapan Usia Ideal Anak untuk Mulai Menekuni Bulu Tangkis?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com