Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Isu Air Surut dan Bunyi Sirene Pascagempa Bali

Kompas.com - 15/11/2019, 06:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 5,1 mengguncang Buleleng, Bali Utara pada Kamis (14/11/2019) pukul 17.21 WIB.

Usai kejadian tersebut, muncul sebuah unggahan yang menginformasikan bahwa adanya air surut dan bunyi sirene yang meraung-raung di Kecamatan Seririt, Bali.

Namun, isu tersebut dibantah oleh pejabat di tingkat kecamatan.

Narasi yang beredar:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan yang berisi informasi mengenai air surut dan bunyi sirene di Kecamatan Seririt, Bali beredar di media sosial pada Kamis (14/11/2019).

Unggahan tersebut beredar dalam bentuk video berdurasi 24 detik.

"Kita posisi naik, karena air laut di daerah Pengastulan itu sudah surut. Di Seririt ini penduduk semua menuju arah dataran tinggi, karena air di daerah pesisir itu sudah surut. Kondisi melaporkan dari Seririt," ujar pria yang ada dalam video tersebut.

Salah satu akun Facebook Jeg.bali juga mengunggah video tersebut dan telah ditonton sebanyak lebih dari 14.000 kali.

Baca juga: Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Sulawesi Utara, Tak Berpotensi Tsunami

Konfirmasi Kompas.com:

Kepala Pelaksana Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi ke Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka terkait isu air surut dan bunyi sirene.

"Baru saja saya menghubungi Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka menegaskan bahwa tidak benar air laut surut, tidak benar sirene tsunami berbunyi," ujar Rentin dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Kamis (14/11/2019).

Rentin menambahkan, saat ini Camat Seririt dan Perbekel Pengastulan tengah mengimbau masyarakat agar tetap tenang.

Diketahui, tombol aktivasi sirene berada di Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Bali.

Menurut dia, pihaknya tidak pernah mengaktifkan sirene itu karena memang rilis BMKG terkait gempa tidak berpotensi tsunami.

"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi dari BMKG. Tower sirene tsunami milik BPBD berasal di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan," ujar Rentin.

Adapun Pusdalop BPBD menyebutkan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 17.09 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 8.16 LS dan 114.88 BT atau 23 kilometer barat daya Buleleng, Bali.

Kejadian gempa bumi yang mengguncang Buleleng, Bali memiliki jenis gempa dangkal, dengan kedalaman 10 kilometer.

Meski begitu, pihak BMKG mengumumkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Hoaks Fakta Sepekan, Jadwal Pembagian SK CPNS hingga Riwayat Pendidikan Mulan Jameela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com