Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Gelora dan Rencana Panjang Fahri Hamzah...

Kompas.com - 13/11/2019, 07:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu pendiri Partai Gelora (Gelombang Rakyat) Indonesia Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa tujuan didirikannya partai tersebut untuk membantah semua dikotomi yang menyesatkan yang dibuat dari masa lalu, termasuk dikotomi antara islam dan nasionalisme.

Selain itu, juga bertujuan untuk mengeluarkan dari yang apa yang saat ini menjebak bangsa Indonesia untuk terpecah.

"Jadi sebenarnya kita tidak perlu membuat perbedaan yang memang tidak ada, jadi kami keluar dengan narasi one nations, satu bangsa satu tanah air satu bahasa, karena itulah kemarin kita umumkan berdirinya partai ini pada hari sumpah pemuda," ujarnya seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (12/11/2019).

Karena menurut Fahri, jiwa bangsa indonesia lahir pada saat peristiwa sumpah pemuda.

Menurutnya, partai politik adalah backbone dari demokrasi Indonesia, partai politik adalah alat perjuangan yang harus ditempuh apabila berbicara mengelola pemerintahan dan mengelola negara.

Selain itu, Fahri juga mengungkapkan tidak ada argumen lain, yang lain itu adalah tentang bagaimana menjawab persoalan masyarakat, bagaimana akan memberantas korupsi, bagaimana memberantas terorisme.

"Serta memberantas narkoba yang meraja lela di mana-mana, bagaimana membangun pemerintahan yang produktif sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan dan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan seterusnya dan seterusnya," katanya.

Dikotomi-dikotomi yang tak berdasar tersebut menurutnya, harus segera dilupakan.

"Jadi kita harus coba lupakan dikotomi yang tidak berdasar selama ini, karena yang islam tidak mau juga disebut tidak nasionalis, yang nasionalis tidak mau disebut dengan islam atau tidak religius, maka kita lompat dari situ dan kita membangun kebangsaan kita yang satu," ungkap dia.

Baca juga: Partai Gelora, PKS dan Fahri Hamzah...

Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi bersama Ketua Umum Anis Matta, saat menerima SK Ketua DPW Partai Gelora Kaltim di Jakarta, Jumat (10/11/2019). Istimewa Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi bersama Ketua Umum Anis Matta, saat menerima SK Ketua DPW Partai Gelora Kaltim di Jakarta, Jumat (10/11/2019).

Dimulai dengan mendaftar

Fahri menyebut akan memulainya dengan mendaftarkan partai tersebut agar tercatat secara resmi.

"Saya mengatakan partai politik adalah organ semi negara, karena di satu sisi adalah private entity tapi perjalanannya itu sebenarnya menuju negara, untuk itu partai politk harus betul-betul dapat didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan," papar dia.

Selain itu kata Fahri, Partai Gelora juga telah menyelesaikan struktur dasar yang menjadi syarat bagi berdirinya Partai Politik di Indonesia.

"Alhamdulillah 34 provinsi sudah cukup, dan ini yang nanti menjadi struktur dari sosialisasi pikiran, ide dan program-program yang kita lancarkan dari atas sampai ke bawah," terangnya.

Selain itu, Partai Gelora juga akan melakukan silaturahmi, berkenalan dengan tokoh-tokoh di pusat dan di daerah.

"Alhamdulillah relatif sejauh ini banyak yang mengundang dan welcome supaya kita datang dan bertukar pikiran dengan banyak elemen-elemen masyarakat," katanya lagi.

Di tingkat bawah jelasnya, tentu masyarakat ingin melihat orang yang bekerja, orang yang sungguh-sungguh dan dedikatif.

Lalu, Partai Gelora juga ingin menjawab segala keraguan dan kebuntuan yang menyebabkan kurang percaya diri sebagai bangsa.

Baca juga: Ormas Garbi, Fahri Hamzah dan Perjalanan Partai Gelora...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com