Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kitabisa Mendadak Trending, Ini Sejarah Urun Dana ala Crowdfunding

Kompas.com - 09/11/2019, 18:33 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sekembalinya dari AS, ia dan Laboulaye menciptakan Uni Franco-Amerika, dan mengumpulkan dana sekitar 600.000 franc dari rakyat Perancis. Tak hanya dari rakyat Perancis, penggalangan dana untuk patung ini pun juga dilakukan di AS.

Baca juga: OJK Resmi Keluarkan Aturan Crowdfunding, Ini Isinya

Pencetus ide ini adalah Joseph Pulitzer yang meluncurkan kampanye penggalangan dana di korannya The New York World.

Mengutip situs Virgin, hanya dalam waktu lima bulan, kampanye ini berhasil mengumpulkan dana 101.091 dollar AS.

Kala itu, obor dan lengan lengkap patung dipajang di Philadelphia, New York. Patung dengan nama resmi The Statue of Liberty Enlightening the World itu menjadi salah satu monumen yang dibiayai dengan cara crowdfunding.

Namun, patung Liberty bukanlah proyek pertama yang dibiayai dengan cara ini. Pada tahun 1713, penyair Alexander Pope mengumpulkan dana agar ia bisa menerjemahkan puisi klasik Yunani ke Bahasa Inggris.

Kemudian beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1783, Mozart menempuh jalan serupa. Dia memiliki keinginan untuk mementaskan tiga piano concerto di Wina.

Tetapi usahanya untuk mendapatkan dana tersebut gagal. Meski begitu, ia kembali mencoba penggalangan dana lain untuk menghidupkan concerto-nya.

Pada tahun berikutnya, Mozart meminta pendukungnya untuk menyumbangkan dana. Sebagai imbal baliknya, dia mencantumkan nama para pemberi sumbangan dalam naskah pertunjukannya.

Crowdfunding zaman modern

Melansir laman situs crowdfunding, Fundable, sejarah crowdfunding modern dapat ditelusiri mulai tahun 1997. Saat itu, sebuah band rock Inggris berencana untuk menggelar tur reuni.

Namun berbeda dengan band atau grup musik lain, grup band tersebut mulai mengumpulkan dana untuk tur reuninya dengan cara mengumpulkan sumbangan secara online dari penggemar.

Setelah itu, sebuah perusahaan crowdfunding didirikan.

Perusahaan yang terinspirasi dari langkah grup band tersebut dinamai ArtistShare. Perusahaan ini akhirnya menjadu platform crowdfunding pertama yang berdiri pada tahun 2000.

Lalu tak lama kemudian, banyak platform lain mulai bermunculan.

Hampir satu dekade kemudian, tepatnya pada tahun 2009, cara pengumpulan dana ini mulai dikenal dan digemari masyarakat. Crowdfunding saat itu muncul sebagai salah satu sumber pendanaan cepat.

Bahkan, cara pengumpulan dana ini merupakan pilihan populer para pemilik perusahaana awal untuk mendanai produknya.

Baca juga: Bikin Album dengan Crowdfunding, Ada Beban di Pundak Fourtwnty

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com