KOMPAS.com - Meski terkesan memalukan, semua orang pasti pernah kentut atau buang gas.
Rata-rata manusia kentut sebanyak 10 hingga 20 kali per hari. Pada dasarnya, kentut merupakan reaksi normal tubuh yang harus dilakukan manusia demi kesehatan.
Saat kita tak bisa kentut, itu bisa menjadi pertanda adalah masalah kesehatan dalam tubuh kita.
Nah, agar kita lebih memahami apa yang terjadi dalam tubuh kita, berikut 9 fakta tentang kentut:
Baca juga: Viral Susah Kentut Bikin Usus Bengkak sampai Volvolus, Penyakit Apa?
Ahli gastroenterologi dari Mayo Clinic, Purna Kashyap, mengatakan manusia memproduksi sekitar 500 hingga 1500 mililiter gas per hari dan mengeluarkannya dalam 10 hingga 20 kali.
"Ada banyak karbohidrat yang kita konsumsi, terutama ada dalam sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan. Sementara itu, tubuh kita tidak memiliki enzim untuk mencernanya," katanya.
Karbohidrat yang kita konsumsi akan bermuara di usus besar, di mana mikroba mengunyahnya dan menggunakannya untuk energi melalui proses fermentasi dan menghasilkan gas sebagai produk sampingan.
Selain itu, berbagai macam makanan mengandung karbohidrat kompleks yang tidak dapat kita cerna sepenuhnya.
Alhasil, ini mmebuat tubuh memproduksi sekitar 500 dan 1.500 mililiter gas setiap hari yang setara dengan setengah botol soda 2 liter soda.
Sebagian besar gas yang dihasilkan tubuh tidak memiliki bau. Oleh karena itu, kita kerap tidak menyadari banyaknya gas yang dihasilkan oleh tubuh kita setiap harinya.
Sebesar 99 persen gas yang dihasilkan tubuh terdiri dari hidrogen, karbon dioksida, dan metana.
Semua gas tersebut tidak berbau, itulah sebabnya terkadang kentut kita tidak memiliki aroma.
Berdasarkan riset, hanya sekitar satu persen kentut manusia yang memiliki aroma busuk dan hal itu disebabkan oleh adanya senyawa sulfur di dalamnya.
Kentut yang berbau biasanya disebabkan karena kita mengonsumsi makanan yang mengandug belerang seperti kacang, bawang, kembang kol, kubis, brokoli dan susu.
Kentut kerap dipandang sebagai hal yang negatif. Padahal, hal tersebut menandakan sistem pencernaan yang sehat dan merupakan produk sampingan dari bakteri yang hidup di usus kita.