Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merunut Benih "Perceraian" Nasdem dengan Koalisi Jokowi

Kompas.com - 22/10/2019, 07:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pemilihan presiden 2014 lalu, Partai Nasional Demokrasi (Nasdem) masuk dalam koalisi Indonesia Kerja untuk memenangkan Jokowi.

Dukungan itu pun berlanjut hingga pemelihan presiden 2019 lalu.

Namun, keharmonisan hubungan Nasdem dengan partai koalisi kini mulai menjadi sorotan. Salah satunya ketika partai Nasdem melempar sinyal untuk bersiap menjadi oposisi.

Berikut benih-benih perceraian Nasdem dengan partai koalisi pendukung Jokowi:

1. Buka peluang mendukung Anies jadi capres 2024

Pada bulan Juli 2019 lalu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyebut partainya membuka peluang untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Calon Presiden di tahun 2024 mendatang.

Menurutnya, Anies adalah sosok yang tak hanya dibutuhkan oleh warga Jakarta, tapi juga bangsa Indonesia.

Paloh juga mengaku dirinya mendukung Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Sudah pastilah dukungan. Secara politik, lahiriyah, batiniyah lah dukungan," ucap Paloh, seperti diberitakan Kompas.com (24/7/2019).

Ketika wartawan menanyakan maksud pernyataan tersebut apakah berarti juga Nasdem mendukung Anies di 2024 nanti, Paloh pun menyerahkan semuanya kepada Anies.

"2024 kan tergantung Anies. Niatnya sudah pasti ada di situ, semua niat-niat baik harus terjaga asal baik," kata dia.

"Insya Allah apabila semuanya seperti apa yang kita harapkan dukungan itu kan tidak bisa hanya datang dari pada 1 kelompok termasuk 1 institusi parpol Nasdem. Kita mengharapkan para pihak untuk anak-anak bangsa ini memenuhi kapasitas dan kapabilitas pemimpin negeri ini," tambahnya.

Baca juga: Surya Paloh Buka Peluang Dukung Anies Baswedan Jadi Capres 2024

2. Dicuekin Megawati

Tanda-tanda retaknya hubungan Nasdem dengan partai koalisi juga terlihat saat Megawati tak Menyalaminya pada Pelantikan pimpinan DPR, Selasa (1/10/2019).

Surya Paloh pun enggan mengomentari sikap Ketua Partai Umum PDI-P tersebut.

"Hahaha, tanggapan saya, saya ketawa aja," kata Paloh, seperti diberitakan Kompas.com (2/10/2019).

Meski demikian, Paloh mengaku bahwa hubungannya dengan Megawati masih berjalan dengan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com