Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Borderline Personality Disorder yang Diidap Ariel Tatum

Kompas.com - 19/10/2019, 20:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Gangguan kesehatan mental ini biasanya dimulai pada awal masa dewasa.

Kondisi akan lebih buruk selepas masa dewasa, dan mungkin secara bertahap membaik seiring bertambahnya usia.

Bila Anda memiliki gangguan kepribadian ambang akut, jangan berkecil hati.

Banyak orang dengan gangguan ini menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dengan perawatan dan dapat belajar untuk menjalani kehidupan yang memuaskan.

Gejala

Gangguan kepribadian ambang akut memengaruhi perasaan seseorang tentang diri sendiri, bagaimana berhubungan dengan orang lain, dan bagaimana untuk bersikap.

Adapun gejala dan tanda-tandanya antara lain:

  • Ketakutan yang kuat akan pengabaian, bahkan melakukan tindakan ekstrem untuk menghindari pemisahan atau penolakan yang nyata atau yang dibayangkan.
  • Pola hubungan intens yang tidak stabil, seperti mengidealkan seseorang pada suatu saat dan kemudian tiba-tiba percaya bahwa orang itu tidak cukup peduli atau kejam.
  • Perubahan cepat dalam identitas diri dan citra diri yang mencakup pergeseran tujuan dan nilai, dan melihat diri Anda buruk atau seolah-olah Anda tidak ada sama sekali.
  • Periode paranoia yang berhubungan dengan stres dan hilangnya kontak dengan kenyataan, berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
  • Perilaku impulsif dan berisiko, seperti perjudian, mengemudi sembrono, hubungan seks yang tidak aman, menghabiskan waktu, makan berlebihan atau penyalahgunaan narkoba, atau menyabot kesuksesan dengan tiba-tiba berhenti dari pekerjaan yang baik atau mengakhiri hubungan yang positif.
  • Ancaman atau perilaku bunuh diri atau cedera diri, sering kali sebagai respons terhadap rasa takut akan perpisahan atau penolakan.
  • Perubahan suasana hati yang luas berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari, yang dapat mencakup kebahagiaan yang intens, lekas marah, malu atau cemas.
  • Perasaan kosong yang berkelanjutan.
  • Kemarahan yang tidak pantas dan intens, seperti sering kehilangan kesabaran, bersikap sarkastik atau pahit, atau bertengkar fisik.

Baca juga: Mengenal Jenis dan Gangguan Kesehatan Mental

Penyebab

Seperti halnya gangguan kesehatan mental lainnya, penyebab gangguan kepribadian ambang akut ini tidak sepenuhnya dipahami.

Selain faktor lingkungan seperti riwayat pelecehan atau penelantaran anak, gangguan kepribadian garis batas dapat dikaitkan dengan:

  • Genetika, beberapa studi tentang anak kembar dan keluarga menunjukkan bahwa gangguan kepribadian mungkin diwariskan atau sangat terkait dengan gangguan kesehatan mental lainnya di antara anggota keluarga.
  • Kelainan otak, beberapa penelitian telah menunjukkan perubahan pada area otak tertentu yang terlibat dalam regulasi emosi, impulsif dan agresi. Selain itu, bahan kimia otak tertentu yang membantu mengatur suasana hati, seperti serotonin, mungkin tidak berfungsi dengan baik.

Faktor risiko

Beberapa faktor yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dapat meningkatkan risiko mengembangkan kepribadian ambang akut. Antara lain:

Predisposisi herediter, Anda mungkin berisiko lebih tinggi jika kerabat dekat, mulai ibu, ayah, saudara laki-laki atau saudara perempuan Anda memiliki kelainan yang sama atau serupa.

Masa kecil yang penuh tekanan, banyak orang dengan gangguan ini melaporkan pelecehan seksual atau fisik atau diabaikan selama masa kanak-kanak. Beberapa orang telah kehilangan atau terpisah dari orang tua atau pengasuh dekat ketika mereka masih muda atau memiliki orang tua atau pengasuh dengan penyalahgunaan zat atau masalah kesehatan mental lainnya. Yang lain terkena konflik yang bermusuhan dan hubungan keluarga yang tidak stabil.

Baca juga: Kerap Berutang, BPJS Kesehatan Dibutuhkan atau Pemborosan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com