Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 2 Anggota KKO Dieksekusi Mati di Singapura

Kompas.com - 17/10/2019, 06:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Selain itu, keduanya juga dituduh melakukan sabotase yang mengakibatkan meninggalnya dua orang warga sipil.

Harian Kompas, 16 Oktober 1968 mengabarkan, Pemerintah Singapura menolak permintaan Presiden Soeharto untuk meringankan hukuman terhadap dua anggota KKO tersebut.

Sebelumnya, Presiden Soeharto telah menyampaikan surat kepada Perdana Menteri Lee Kuan Yew pada tanggal 10 Oktober 1968 atau sehari setelah Menteri Luar Negeri Singapura, S Rajaratnam mengirimkan surat jawaban terhadap permintaan dari Menlu Adam Malik.

Saat itu, di Indonesia, penolakan Pemerintah Singapura dianggap sebagai tindakan yang tidak bersahabat.

Baca juga: Perjalanan Korps Marinir AL, Berawal dari KKO dan Sempat Masuk AD

Setelah menerima penolakan, Presiden Soeharto kembali mengirimkan utusannya, yaitu Brigjen Tjokropanolo untuk menegaskan kembali isi surat terdahulu dan meminta agar hukuman mati ditunda.

Tak hanya Pemerintah Singapura, pengadilan federal Malaysia (saat itu Singapura masih bergabung dengan Malaysia) juga telah menolak permintaan Pemerintah RI pada tanggal 5 Oktober 1966.

Hal ini kemudian membuat kedua anggota KKO itu dieksekusi mati di tiang gantungan pada 17 Oktober 1968 atau selang tiga hari setelah peristiwa ledakan di Orchard Road.

Eksekusi dan disambut sebagai pahlawan

Sebelum dieksekusi, Usman saat itu memberikan permintaan terakhir yang disampaikan oleh Kuasa Usaha al. RI di Singapura, Letkol Ramly. Dalam suratnya, Usman meminta agar jasadnya dibawa pulang ke Indonesia. Selain itu, ia meminta agar keluarganya diberi tahu

Harian Kompas, 18 Oktober 1968 menyebutkan, setelah dihukum gantung, jenazah kedua anggota KKO tersebut diterbangkan ke Tanah Air pada hari yang sama.

Tak hanya itu, kedatangan kenazah juga disambut oleh masyarakat yang memenuhi bandara Kemayoran. Segera setelah berada di Indonesia, Pemerintah dan menaikkan pangkatnya menjadi Kopral Anumerta dan Sersan Anumerta.

Pimpinan KKO juga mengusulkan agar keduanya dianugerahi Bintang Sakti serta diangkat menjadi pahlawan nasional.

Kemudian setelah meninap semalam di aula Hankam, jenazah Usman dan Harun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer.

Hubungan RI-Singapura

Peristiwa tersebut tentunya memengaruhi hubungan kedua negara. Setelah beberapa tahun berselang, PM Lee Kuan Yew menaburkan bunga di makam Usman dan Harun.

Arsip Harian Kompas, 28 Mei 1973 tersebut menyebutkan, PM Lee saat itu tak hanya menaburkan bunga di atas makam keduanya. Taburan bunga itu berlangsung sesaat setelah Lee menaburkan bunga di makam Pahlawan Revolusi.

Meski berlangsung singkat, namun peristiwa ini merupakan titik bersejarah dalam perkembangan hubungan RI dan Singapura pasca-eksekusi mati Usman dan Harun, delapan tahun sebelumnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com