Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palapa Ring Sudah Resmi, Apa Dampak Selanjutnya?

Kompas.com - 16/10/2019, 15:31 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah melalui perjalanan panjang, Palapa Ring diresmikan Senin lalu (14/10/2019) oleh Presiden Joko Widodo. 

Ide proyek ini sempat muncul pada tahun  2007, tetapi terhenti dan baru dimulai kembali di tahun 2016 dengan nama proyek Palapa Ring (Jilid II).

Gagasan Palapa Ring diawali dengan adanya kesulitan untuk mendapatkan akses telekomunikasi yang memadai di wilayah-wilayah yang disebut sebagai wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).

Biaya akses telekomunikasi yang tinggi di wilayah 3T menyebabkan masyarakat sulit menjangkau informasi dan layanan dasar.

Kepala Divisi Infrastruktur Backbone Badan Akesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Muhammad Feriandi Mirza mengungkapkan bahwa alasan tersebut menjadi latar belakang perlunya jaringan backbone telekomunikasi berupa jaringan serat optik yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Kendala Teknis Masih Mengintai Palapa Ring dalam 2 Tahun ke Depan

"Proyek (Palapa Ring) bertujuan untuk memeratakan akses dan harga dari layanan internet cepat (broadband) di seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Proyek Palapa Ring dilaksanakan dengan dua skema, yaitu skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan skema Non-KPBU," papar Feriandi kepada Kompas.com, Rabu (16/10/2019).

Feriandi menyatakan bahwa pertimbangan penggunaan skema KPBU dipilih karena Palapa Ring membutuhkan investasi dan kompeksitas teknologi yang tinggi sehingga tidak cukup jika hanya dibiayai oleh APBN.

Selain itu, Palapa Ring dipandang tidak memiliki potensi komersial yang memadai.

Feriandi juga menambahkan bahwa proyek Palapa ring dengan skema KPBU dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo melalui BAKTI yang menjangkau total 90 kabupaten/kota yang terdiri dari 57 kabupaten/kota layanan dan 33 kabupaten/kota interkoneksi di 11 provinsi.

Sementara itu, skema non KPBU dikerjakan oleh PT Telkom di 457 kabupaten/kota di Indonesia dengan panjang jaringan kurang lebih 57 ribu kilometer.

Proyek Palapa Ring yang dilaksanakan BAKTI Kementerian Kominfo terdiri dari tiga paket, yaitu Palapa Ring Paket Barat, Palapa Ring Paket Tengah, dan Palapa Ring Paket Timur.

Semuanya telah rampung 100 persen dan memasuki masa operasional dan komersial.

Paket Palapa RingBAKTI Kominfo Paket Palapa Ring

Apa dampak selanjutnya?

Menurut keterangan dari Feriandi, Palapa Ring ini adalah salah satu Infrastruktur 'Tol Langit' yang nantinya akan dilengkapi dengan Proyek Satelit Multifungsi yang dibangun oleh pemerintah untuk mengejar ketertinggalan kecepatan internet serta melaksanakan pemerataan infrastruktur.

"Bila semua telah diintegrasikan, akan terciptanya tarif satu harga di Indonesia dan tak ada lagi daerah yang belum tersedia jaringan internet cepat di masa yang akan datang," tambah Feriandi.

Feriandi juga mengungkapkan, setelah selesainya seluruh pekerjaan pembangunan Proyek Palapa Ring, pekerjaan selanjutnya adalah dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan pemanfaatan jaringan Palapa Ring.

Berdasarkan keterangan Feriandi, Badan Usaha Pelaksana (BUP), selain berkewajiban membangun, mereka juga wajib mengoperasikan dan memelihara seluruh fasilitas jaringan Palapa Ring selama 15 tahun.

Sementara itu, terkait pemanfaatan, berikut adalah data utilisasi jaringan Palapa Ring oleh penyelenggara telekomunikasi yang sudah berkontrak (tidak termasuk yang sedang melaksanakan uji coba dan menyatakan minat):

Utilisasi jaringan Palapa Ring oleh penyelenggara telekomunikasi yang telah berkontrakBAKTI Kominfo Utilisasi jaringan Palapa Ring oleh penyelenggara telekomunikasi yang telah berkontrak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com