Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pom Bensin Terbakar Diduga karena Radiasi Ponsel, Ini Penjelasan Pertamina

Kompas.com - 11/10/2019, 21:36 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa terbakarnya SPBU di Jalan Pagelarang, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (11/10/2019), diduga karena radiasi dari ponsel konsumen.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, saat sebuah mobil Daihatsu Grand Max melakukan pengisian BBM di SPBU.

Benarkah radiasi ponsel dapat mengakibatkan kebakaran di area SPBU?

Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III, Dewi Sri Utami menjelaskan, ponsel dan alat Portable Electronic Product (PEP), seperti tablet dan lain-lain, umumnya tidak didesain dan disertifikasi untuk digunakan di area berbahaya.

"Penggunaan handphone dan portable electronic product di area berbahaya zona 1 dan zona 2 berpotensi tinggi mengakibatkan insiden seperti kebakaran dan ledakan di area tersebut," ujar Dewi saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Ia menjelaskan, potensi bahaya penggunaan ponsel dan PEP muncul ketika peralatan tersebut dalam mode aktif atau saat digunakan.

Baca juga: Kebakaran Pom Bensin di Cipayung, Ini Alternatif SPBU Terdekat

Penggunaannya, misalnya, ketika menerima panggilan masuk/keluar atau penggunaan flash atau lampu kilat kamera.

Hal ini, kata Dewi, menimbulkan potensi loncatan arus listrik (arc spark) dari sirkuit baterai atau board elektronik saat perangkat digunakan.

"Jika board elektronik dikonstruksikan atau desain penutup perangkat tidak kedap gas, maka perangkat tersebut berpotensi sebagai ignition source dan dapat menyebabkan kebakaran/ledakan di area flammable gas," ujar Dewi.

Dewi mengungkapkan, umumnya perangkat ponsel dan PEP dilarang atau dibatasi penggunaannya di area berbahaya seperti lingkungan SPBU.

Penggunaan perangkat elektronik di area SPBU jika telah mendapatkan izin khusus dari fungsi yang memiliki otoritas terhadap pengelolaan aspek Health, Safety & Environtment (HSE) di perusahaan, dan peralatan yang ditempatkan dan/atau yang dioperasikan di luar area berbahaya yang telah ditetapkan.

Secara terpisah, External Communication Pertamina, Arya Dwi Paramitha, menyebutkan, ponsel pada umumnya bisa memicu kebakaran saat digunakan pada area yang dominan terdapat uap dari BBM.

"Di literatur produsen ponsel juga (tertera) dengan tegas menyampaikan bahwa ponsel tidak direkomendasikan penggunaannya pada wilayah yang terdapat gas yang mudah terbakar," ujar Arya.

Alternatif SPBU

Atas insiden kebakaran yang terjadi di SPBU Cipayung ini, Pertamina memberikan alternatif layanan SPBU bagi masyarakat sekitar Cipayung di SPBU lain yang berdekatan.

"Pasca insiden di SPBU Cipayung, untuk sementara tidak beroperasi. Masyarakat bisa mendapatkan BBM di SPBU di Jalan Raya Ceger atau SPBU di Jalan Hankam Kranggan, Bekasi," ujar Dewi.

Lokasi dua SPBU altrernatif tersebut berjarak sekitar 4-6 km dari SPBU Jalan Pagelaran Cipayung.

Pertamina juga telah menyiapkan back stock dan terus memantau pasokannya.

Untuk penanganan kasus ini, masih diselidiki pihak kepolisian. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

"Kerugian material akibat kebakaran ini meliputi dispenser, pulau pompa SPBU yang sementara tidak bisa dioperasikan, dan mobil Daihatsu Grand Max yang terbakar," ujar Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com