Teror bukan ajaran Islam
Kiai dan doktor lulusan Ummu al-Qura, Mekah ini mengungkapkan kegundahannya melihat citra Islam yang selalu dikaitkan dengan terorisme.
Menurutnya, bom bunuh diri yang merenggut banyak nyawa jelas melenceng dari spirit Islam.
Kekerasan atas nama jihad itu dosa besar dan muncul akibat pemahaman agama yang keliru dan sepotong-potong. Hal itu sebagaimana diberitakan harian Kompas, Minggu, 23 Agustus 2009.
Menurut Aqil, Islam bukanlah sekadar membawa aqidah (doktrin keimanan) dan syariah (ritual untuk menyembah Allah), tetapi juga mengemban misi tamaddun: mengembangkan peradaban lewat ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan akhlak mulia.
Tengok saja sejarah Nabi Muhammad saat membangun kota Yatsrib pada Abad ke-7 Masehi sehingga menjadi kota berperadaban yang terkenal sebagai Madinah—dari kata tamaddun.
Di sana, Nabi menemukan masyarakat yang plural. Ada kaum Muslim pendatang (muhajirin),
kaum Muslim pribumi (anshar) dari suku Aus dan Khajraj, dan kaum non-Muslim (dari suku Bani Quraidhah, Bani Qoinuko’, dan Bani Nadir).
Mereka semua bebas melaksanakan aktivitas masing-masing. Dilarang keras memusuhi
siapa pun, kecuali jika berbuat zalim. ”Jadi, orang tak boleh dianggap musuh hanya karena beda agama, etnis, dan politik.”
Baca juga: Sejak 2014, Jokowi Tak Pernah Terlempar dari 20 Besar Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.