Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR 2014-2019, Perjalanan Lima Tahun dengan Tiga Ketua...

Kompas.com - 30/09/2019, 11:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perjalanan lima tahun DPR 2014-2019 akan berakhir pada hari ini, Senin (30/9/2019).

DPR akan menggelar sidang paripurna terakhir pada hari ini. DPR periode baru, 2019-2024, akan dilantik pada 1 Oktober 2019.

Dalam lima tahun perjalanan DPR 2014-2019, tercatat ada tiga orang Ketua DPR yang memimpin lembaga perwakilan rakyat ini.

Mereka adalah Setya Novanto, Ade Komarudin, dan Bambang Soesatyo yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI sepanjang 2014-2019.

Baca juga: DPR 2014-2019 dan Sejumlah Kontroversinya dalam 5 Tahun Ini...

Pergantian kepemimpinan ini terjadi karena sejumlah masalah yang menjerat sang ketua, mulai dari perkara etik, pidana, hingga politis.

Pergantian kepemimpinan

Politisi Partai Golkar Ade Komarudin saat meninggalkan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (13/7/2017). Ade Komarudin diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AA (Andi Agustinus alias Andi Narogong) yang diduga menerima aliran uang dalam korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Politisi Partai Golkar Ade Komarudin saat meninggalkan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (13/7/2017). Ade Komarudin diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AA (Andi Agustinus alias Andi Narogong) yang diduga menerima aliran uang dalam korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Ketua DPR RI 2014-2019 yang dilantik pada 1 Oktober 2014 adalah Setya Novanto atau Setnov dari Partai Golkar.

Setya Novanto terpilih dalam paket Pimpinan DPR yang diajukan oleh Koalisi Merah Putih, koalisi yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilihan Presiden 2014.

Proses pemilihan berlangsung panas, bahkan diwarnai kericuhan.

Setya Novanto menjadi Ketua DPR bersama empat wakilnya, yaitu Fadli Zon (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Agus Hermanto (Demokrat), dan Taufik Kurniawan (PAN).

Sempat pula terjadi dualisme kepemimpinan saat Koalisi Indonesia Hebat, koalisi partai pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla, mengajukan pimpinan sendiri.

Setelah sekitar dua bulan, dua koalisi ini menemukan kata sepakat hingga akhir konflik dualisme kepemimpinan di DPR berakhir.

Baca juga: Mereka yang Tinggalkan Senayan, Dua di Antaranya Wakil Ketua DPR

Perjalanan Setya Novanto memimpin DPR tak berjalan mulus.

Pada pertengahan 2015, ia dinyatakan melanggar etik karena menghadiri kampanye Pilpres AS bersama Fadli Zon.

Bersamaan dengan itu, terjadi friksi di internal Golkar hingga akhirnya partai berlambang pohon beringin itu menggantikan Novanto dengan Ade Komarudin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com