Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 24 September 1999, Tragedi Semanggi II

Kompas.com - 24/09/2019, 08:22 WIB
Mela Arnani,
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Beberapa anggota PPRM langsung memadamkannya.

Tak lama kemudian, aparat menyerbu mahasiswa dengan rentetan tembakan dan pukulan.

Situasi ini, tulis Kompas, mengingatkan Tragedi Semanggi I yang terjadi pada November 1998 di lokasi yang sama.

Mahasiswa UI jadi korban

Pada Jumat (24/9/1999) malam, terjadi tembakan membabi buta dari aparat, padahal situasi sudah mengarah damai.

Hal itu terjadi beberapa saat setelah Kapuspen Hankam/TNI saat itu, Mayjen TNI Sudrajat mengumumkan penundaan pengesahan RUU PKB.

Tembakan aparat berasal dari atas truk yang sedang melaju ke arah kumpulan warga dan mahasiswa yang berada di sekitar RS Jakarta.

Lokasi RS Jakarta berada di dekat Kampus Atma Jaya, Jalan Jenderal Sudirman.

Tembakan brutal ini mengakibatkan dua orang tewas di tempat, belasan lainnya mengalami luka-luka.

Pada malam hari, saat warga sudah kembali ke rumahnya dan situasi mulai tenang, kembali terjadi berondongan tembakan di jalan menuju RS Jakarta.

Dua orang tewas, salah satunya Yun Hap, mahasiswa semester 7 Jurusan Elektro, Fakultas Teknik UI.

Sementara, satu orang lainnya, saat itu disebutkan belum teridentifikasi.

Belasan korban luka lainnya menjalani perawatan di sejumlah RS. Di IGD RS RSCM, tercatat 18 korban menjalani perawatan. Ada pula korban yang dirawat di RS Mintoharjo.

Mantan Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) Mayjen TNI (Purn) Hariadi Dharmawan berang saat mengetahui salah seorang korban adalah mahasiswa UI.

Hariadi menengok jenazah Yun Hap di kamar mayat RSCM.

"Ini biadab. Saya harus perkarakan ini," kata Hariadi, seperti dikutip dari Harian Kompas, 25 September 1999.

Menanggapi peristiwa ini, Kapendam Jaya saat itu, Letkol DJ Nachrowi mengaku belum memperoleh informasi tentang insiden terbaru itu.

"Kami akan mencermati apa yang sebenarnya terjadi dan apa penyebab semua itu. Kalau memang benar terjadi penembakan langsung terhadap masyarakat, itu merupakan sebuah pelanggaran dan pasti TNI akan memrosesnya sesuai hukum yang berlaku," kata Nachrowi.

Kesaksian

Terkait penembakan brutal di sekitar RS Jakarta dan Kampus Atma Jaya, sejumlah orang memberikan kesaksian.

Salah satunya rekan Yun Hap, Adi, yang juga mahasiswa Fakultas Teknik Industri UI angkatan 1996.

Ia mengaku berada tak jauh dari Yun Hap saat penembakan terjadi.

Adi mengisahkan, sekitar pukul 20.00, ia dan teman-temannya berkumpul untuk kembali ke Kampus UI di Depok, Jawa Barat.

Saat itu, Yun Hap tengah berada di tengah jalur hijau. Ia sedang duduk dan makan roti.

Sementara, Adi berada di jalan masuk Bendungan Hilir.

Kemudian, Adi mengaku melihat rombongan truk tentara dengan membawa pasukan melaju kencang dari arah Jl Thamrin.

Lampu depan truk menyala dan tiba-tiba terdengar tembakan.

Adi menyelamatkan diri.

"Saya berlari masuk ke jalan Benhil, berlindung," kata dia.

Setelah itu, ia mendapatkan informasi bahwa ada korban tertembak. Ia tak tahu bahwa korban itu adalah Yun Hap.

"Dan setelah saya datang ke kamar mayat, baru saya tahu kalau itu teman saya," ujar Adi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com