Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minum Bir Bikin Rentan Digigit Nyamuk, Benarkah?

Kompas.com - 08/09/2019, 05:25 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bir adalah salah satu minuman yang banyak atau bahkan jutaan orang di dunia pernah meminumnya.

Minuman beralkohol yang dibuat melalui fermentasi dan penyulingan ini disebut sebagai minuman terpopuler ketiga, setelah air dan teh.

Ada juga yang menyebut bahwa bir adalah minuman beralkohol tertua di dunia.

Namun di balik kepopulerannya, bir memiliki efek di luar dugaan bila dibayangkan.

Dilansir Hello Sehat, badan Anda akan lebih mudah dihampiri dan digigit nyamuk setelah minum bir. Berikut penjelasannya.

Penelitian dari Prancis yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One mengatakan, semakin banyak Anda minum bir badan akan semakin rentan digigit nyamuk.

Penelitian tersebut menggunakan 43 sukarelawan berusia 20 hingga 43 tahun yang dinyatakan sehat. Kemudian membaginya dalam dua kelompok.

Sebanyak 25 orang diminta untuk menghabiskan 1 liter bir dengan kadar alkohol 3 persen dan sisanya diminta minum air putih biasa dengan porsi sama.

Sebelumnya, semua sukarelawan tersebut diminta untuk berdiam diri di ruangan penuh nyamuk guna mengukur seberapa rentan mereka biasanya digigit nyamuk.

Hasilnya, orang yang setelah minum bir digigit oleh 47 persen lebih banyak nyamuk daripada sebelum minum dan daripada orang yang hanya minum air.

Sekitar 65 persen nyamuk juga bereaksi 15 menit lebih cepat untuk terbang menghampiri badan peminum bir.

Dibandingkan dengan sebelum minum bir, nyamuk yang terbang ke arah peserta hanya 35 persen.

Baca juga: Agar Anak Aman Bermain tanpa Gigitan Nyamuk

Kadar etanol

Peneliti menggunakan nyamuk dengan jenis Anopheles Gambiae. Nyamuk ini penyebab malaria di daerah Afrika Barat.

Menurut tim peneliti, hal tersebut dapat terjadi karena bau napas dan bau badan yang khas dari peminum bir akan mengundang lebih banyak nyamuk untuk menghampiri.

Bau napas dan badan peminum bir juga membuat nyamuk terbang lebih cepat menuju lokasi bau.

Sebuah penelitian dari Jepang terbitan Journal of the American Mosquito Control Association (JAMCA) pada tahun 2002 juga menunjukkan hal yang sama.

Penelitian ini mengamati 13 orang pria dan wanita berusia 20 hingga 58 tahun untuk mengetahui seberapa rentan mereka digigit nyamuk setelah minum bir.

Pada kasus ini, peneliti menguji kadar etanol dalam keringat, produksi keringat, dan suhu kulit sebelum dan sesudah minum 350 ml bir dengan kadar alkohol 5,5 persen.

Hasilnya juga mirip, peserta lebih mudah digigit oleh lebih banyak nyamuk setelah minum bir daripada sebelumnya.

Secara teori, setelah minum bir, alkohol dengan cepat diserap dari saluran pencernaan dan mengalir ke dalam darah kemudian dimetabolisme di hati.

Lima belas menit adalah jarak waktu yang cukup untuk kadar alkohol hadir dalam darah, napas, urin, dan keringat sejak tegukan terakhir.

Kendati demikian, dua penelitian tersebut tidak menemukan hubungan antara tingginya kandungan etanol dalam keringat, kadar karbon dioksida yang dihembuskan, dan perubahan suhu kulit semenjak minum bir dengan peluang pendaratan nyamuk di badan.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa Unpad, Kulit Jeruk Nipis Jadi Pembasmi Jentik Nyamuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com