Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Yu-sol, Kepala Desa Termuda di Desa Penuh Lansia di Korsel

Namun, Desa Yongnam dipimpin seorang perempuan yang baru berusia 27 tahun sebagai kepala desa di sana.

Ya, ini kisah Kim Yu-sol yang dipilih menjadi kepala desa termuda di Desa Yongnam berkat kemampuannya yang menarik perhatian para tetua dan mantan kepala desa.

Sempat dipandang sebelah mata oleh para warga, Kim Yu-sol berhasil membuktikan dia mampu membantu kehidupan di desa tersebut.

Namun meski menjadi kepala desa Yongam dalam usia muda, Yu-sol sebenarnya pernah bertekad keluar dari desa masa kecilnya itu untuk hidup di kota besar.

Sempat tidak suka tinggal di Yongnam

Kim Yu-sol (27) menarik perhatian berkat kisahnya menjadi kepala desa termuda di Yongnam saat baru berusia 27 tahun.

Sebelum menjadi kepala desa, Yu-sol pernah memutuskan pergi meninggalkan Yongnam menuju ibukota Seoul, Korea Selatan karena merasa frustasi tinggal di kampung halamannya tersebut.

“Bahkan jika aku mati, aku akan mati di Seoul," ujarnya, diberitakan media lokal Hankyoreh (26/2/2024).

Perempuan yang lahir dan besar di Kabupaten Wando ini mengaku benci tinggal di sana karena banyak orang yang akan mengenalinya ke mana pun dia pergi.

Yu-sol juga bermimpi menjadi seorang desainer. Namun, tidak ada akademi yang cocok dengan jurusan tersebut di Wando. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Yu-Sol berangkat ke Seoul.

“Saya turun di Pintu Keluar 9 Stasiun Universitas Hongik, dan ini adalah pertama kalinya saya didorong oleh orang-orang," ceritanya.

Di Seoul, Yu-sol menyewa kamar kosbernama goshiwon yang hanya seluas sekitar 3,5 meter persegi.

Dia lalu mendaftar kuliah di akademi swasta dan sering membeli barang-barang yang dulu hanya bisa dilihat secara online.

Yu-sol juga senang karena tidak ada orang asing yang memperhatikannya di jalan. Menurut dia, Seoul memberi kebebasan karena tidak ada orang yang mengenalinya.

Sayangnya, kebebasan hidup di Seoul lama-kelamaan membuat Yu-sol bosan. Dia hanya bertahan tinggal di ibukota selama kurang lebih tiga tahun.

“Saya sangat menyukai laut Wando yang tenang,” kata dia. 

Yu-sol akhirnya memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Seoul. Dia pulang kampung untuk memulihkan tenaga dan menghibur dirinya yang lelah dengan pemandangan Wando.

Dikutip dari media lokal Hani (26/2/2024), Yu-sol memanfaatkan pengalamannya bekerja di studio foto Seoul untuk membuka studio foto di Yongnam.

Dia juga mendirikan program penginapan di Wando bersama teman-teman dari kampung halamannya. Program bernama Wanmangjinchang ini menawarkan proyek bagi orang yang mau tinggal di Wando selama sebulan.

Aktivitas Yu-sol menarik perhatian mantan kepala desa Yognam dan membuatnya ditawari memimpin desa tersebut.

Yu-sol sadar seorang kepala desa harus mengerjakan banyak hal. Namun, dia menerima tawaran tersebut karena merasa perlu membalas budi terhadap kampung halaman yang telah merawatnya.

Sayangnya, langkah Yu-sol sebagai kepala desa tidak mudah. Banyak tetua desa merasa skeptis dengan kemampuan seorang perempuan berusia 20-an dalam memimpin mereka.

Pembuktian Yu-sol ke desa

Punya warga yang mayoritas lansia berusia 60-an tahun membuat Yu-sol berusaha mengajak para tetua desa berdialog dalam rapat umum desa.

“Ceritakan kepada saya apa yang para tetua ketahui dengan baik, dan sebagai seorang anak, saya bisa mengajari mereka apa yang saya ketahui dengan baik,” katanya saat itu.

Meski begitu, para tetua desa awalnya tidak senang dengan pemimpin muda desa tersebut.

Respons mereka baru membaik usai mengetahui kakek Yu-sol dari pihak ibunya juga tinggal di Yongnam. Para tetua desa menilai kakek Yu-sol sebagai pria baik.

Tahun pertama kepemimpinan Yu-sol di Desa Yongnam diwarnai berbagai kesulitan. Dia harus memimpin pemusnahan rumah terbengkalai, memasang lampu jalanan, dan mengajari para lansia cara menggunakan ponsel untuk mengirim pesan teks.

"Karena ini pertama kalinya saya melakukan ini, saya membuat banyak kesalahan," ujar Yu-sol.

Namun seiring waktu, dia terbiasa dengan pekerjaan tersebut dan mampu menangani permasalahan di Yongnam dengan terampil.

Yu-sol juga mengira, para tetua desa merasa tidak puas dengan kinerjanya karena tidak mengatakan apapun kepada dia.

Kenyataannya, para tetua sengaja diam karena takut Yu-sol dan mereka merasa tersakiti. Mereka bahkan telah menganggap Kim Yu-sol sebagai cucu sendiri.

Kini, Yu-sol meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita para tetua desa dan mengadakan makan siang bersama di pusat lansia. Para tetua desa juga tidak ragu berbicara terlebih dahulu dengan Yu-sol.

Para tetua desa bahkan telah memanggil Kim Yu-sol dengan "kepala" yang menunjukkan jabatan kehormatannya. Mereka ingin Yu-sol merasa dihargai dan tidak diabaikan meski masih berusia muda.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/29/180000265/kisah-yu-sol-kepala-desa-termuda-di-desa-penuh-lansia-di-korsel-

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke