Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jarang Diketahui, Ini Potensi Khasiat Lidah Buaya untuk Turunkan Darah Tinggi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah sebuah kondisi akibat kekuatan darah yang mendorong dinding arteri terlalu tinggi dan itu terjadi secara konsisten.

Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Dilansir dari laman Mayoclinic, American College of Cardiology dan American Heart Association membagi tekanan darah ke dalam empat kategori umum.

  • Tekanan darah normal yakni tekanan darah 120/80 mmHg atau lebih rendah.
  • Tekanan darah tinggi. Angka atas berkisar antara 120 hingga 129 mmHg dan angka bawah di bawah, bukan di atas, 80 mmHg.
  • Hipertensi stadium 1. Angka atas berkisar antara 130 hingga 139 mmHg atau angka bawah antara 80 dan 89 mmHg.
  • Hipertensi tahap 2. Angka atas 140 mmHg atau lebih tinggi atau angka bawah 90 mmHg atau lebih tinggi.

Tekanan darah ideal adalah ketika tekanan darah seseorang berada di kategori normal 120/80 mmHg.

Tekanan darah yang lebih tinggi dari 180/120 mmHg dianggap darurat atau krisis hipertensi. Segera dapatkan bantuan medis darurat untuk siapa pun dengan angka tekanan darah ini.

Gejala tekanan darah tinggi

Dilansir dari laman British Heart Foundation, tekanan darah tinggi memiliki gejala umum sebagai berikut:

  • Penglihatan kabur
  • Mimisan
  • Sesak napas
  • Sakit dada
  • Pusing
  • Sakit kepala.

Namun, banyak orang yang memiliki tekanan darah tinggi tidak merasakan gejala apa pun dan merasa baik-baik saja.

Oleh karena itu, meski Anda merasa baik-baik saja, tekanan darah tetap harus diperiksa secara rutin.

Lidah buaya bukanlah pengganti olahraga, makan sehat, dan pengobatan, di mana semuanya dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi.

Namun, ia menawarkan beberapa potensi manfaat sebagai terapi pelengkap untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Dikutip dari sebuah studi bertajuk Hypoglycemic and hypolipidemic effect of Aloe vera L. in non-insulin dependent diabetics, yang diterbitkan di laman PubMed Central NIH, penelitian dilakukan pada 90 penderita diabetes yang tidak bergantung pada insulin.

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati penurunan glukosa darah, profil lipid, dan tekanan darah pasien diabetes.

Subyek dibagi tiga, kelompok I tidak diberikan perlakuan, kelompok II dan III diberikan suplementasi bubuk gel lidah buaya masing-masing 100 dan 200 miligram per hari selama tiga bulan.

Selain itu, pada kelompok yang mendapat suplemen lidah buaya juga mendapat penyuluhan gizi dalam tiga bulan berikutnya.

Hasilnya, peneliti menemukan penurunan tekanan darah yang signifikan terhadap kelompok II dan III. Sedangkan tidak terlihat pada kelompok tanpa pengobatan.

Penelitian ini membuktikan potensi bubuk lidah buaya dapat membantu mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik.

Para peneliti mengatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh dua komponen anti-inflamasi dalam lidah buaya, yakni aloe-emodin dan aloin.

Dilansir dari laman WebMD, jus lidah buaya disebut mengandung magnesium yang membantu tubuh dengan lebih dari 300 reaksi enzim berbeda, termasuk yang mengatur tekanan darah Anda.

Selain itu, magnesium tingkat tinggi juga membantu mengatur ritme jantung, dan merupakan nutrisi penting untuk fungsi saraf dan otot.

Namun penelitian terkait pengaruh lidah buaya terhadap penurunan tekanan darah masih sangat terbatas dan perlu dilakukan studi lebih lanjut.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/01/084500765/jarang-diketahui-ini-potensi-khasiat-lidah-buaya-untuk-turunkan-darah

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke