Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orang Bisa Meninggal Saat Tidur, Ini Penjelasannya Menurut Sains

KOMPAS.com - Ada beberpa penyebab yang menjelaskan mengapa seseorang bisa meninggal saat tidur.

Pada umumnya, kematian saat tidur terjadi karena faktor tiga organ terpenting yang ada di tubuh.

Konsultan pengobatan pernapasan di Nottingham University Hospitals NHS Trust, Milind Sovani mengungkapkan penyebabnya.

“Kematian saat tidur biasanya berhubungan dengan jantung, paru-paru, atau otak,” jelas Sovani, dilansir dari Newsweek.

Saat seseorang tertidur, tubuh cenderung tidak bisa merespons sinyal yang mungkin mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang salah dengan organ-organ ini.

Lalu, apa yang terjadi pada ketiga organ ini hingga menyebabkan seseorang meninggal saat tidur?

Faktor yang menyebabkan orang meninggal saat tidur

1. Serangan jantung mendadak

Organ jantung menjadi bagian faktor terbanyak penyebab kasus kematian saat sedang tidur. 

Dikutip dari IFL Science, Direktur Medis Pusat Irama Jantung Cedars-Sinai, Sumeet Chugh mengatakan, serangan jantung mendadak atau Sudden Cardiac Death (SCA) bertanggung jawab atas 90 persen kematian mendadak.

Kasus kematian tidak terduga saat tidur juga dikenal sebagai kematian malam hari.

Seseorang yang berisiko lebih tinggi terkena SCA termasuk penderita penyakt arteri koroner, pembesaran jantung, atau detak jantung tidak teratur.

SCA terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang nantinya akan menghentikan aliran darah ke organ-organ utama dan dapat mengakibatkan kematian mendadak apabila tidak segera ditangani.

Dari semua kematian akibat SCA, 22 persen terjadi antara pukul 22.00 dan 06.00, dan perempuan lebih mungkin terkena dampaknya pada waktu tersebut.

2. Sleep apnea

Apnea tidur obstruktif atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) menjadi salah satu faktor penyebab kematian saat tidur

Orang dengan OSA mempunyai kemungkinan 2,5 kali lebih mungkin mengalami kematian jantung mendadak antara jam 12 pagi dan 6 pagi dibandingkan mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.

OSA akan membuat penyempitan otot-otot di saluran napas dan menghentikan pernapasan seseorang untuk sementara.

Kondisi ini menyebabkan kekurangan oksigen dan akhirnya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

3. Epilepsi dan stroke

Epilepsi merupakan suatu kondisi umum yang mempengaruhi otak, di mana orang mengalami kejang berulang.

Bagi orang-orang yang kejangnya tidak dapat dikontrol sepenuhnya dengan pengobatan, kematian dapat mengancam penderitanya.

Kondisi ini disebut sebagai kematian mendadak akibat epilepsi atau sudden unexpected death in epilepsy (SUDEP).

Meskipun alasan di balik SUDEP tidak sepenuhnya jelas, hal ini sering terjadi pada malam hari.

Selain itu, sekitar 25 penyakit stroke terjadi saat tidur dan risiko kematiannya meningkat saat penderitanya juga memiliki kondisi kesehatan lain, seperti OSA.

Kematian saat tidur akibat stroke terjadi ketika pembuluh darah yang menggumpal atau pecah dan membuat darah tidak dapat sampai ke otak.

Tanpa pasokan oksigen, sel-sel otak akan mati, dan bagian-bagian tubuh yang mempengaruhi daerah kendali otak tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, yang akhirnya berakibat pada kematian.

4. Diabetes tipe 1

Diabetes bisa menjadi penyebab penyakit lain, seperti penyakit jantung, yang membuat penderitanya berisiko mengalami kematian di malam hari.

Kenaikan kadar gula darah di malam hari dapat mengakibatkan kematian yang tidak terduga, dilansir dari Verywell Health.

Meskipun penderitanya sudah menjaga kadar gula darah di siang hari, namun kondisi gula darah naik di malam hari sulit dihindari.

Hal ini terjadi karena pasien tidak dapat memantau glukosa darah saat tidur. Kadar gula darah yang turun terlalu rendah saat malam hari meningkatkan risiko kejang dan kematian.

Fenomena yang dikenal sebagai sindrom kematian di tempat tidur atau dead in bed syndrome.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/08/120000265/orang-bisa-meninggal-saat-tidur-ini-penjelasannya-menurut-sains

Terkini Lainnya

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke