KOMPAS.com - Vertigo merupakan rasa pusing yang dialami seseorang seakan-akan lingkungan di sekitarnya berputar atau bergerak.
Saat mengalami vertigo, Anda merasa seolah benar-benar berputar atau bergerak, bahkan dapat mempengaruhi keseimbangan.
Kondisi ini sering disalah artikan sebagai pusing karena sakit kepala atau gejala darah rendah, namun lebih dari sekedar itu. Vertigo juga tidak sama dengan sakit kepala ringan.
Penyebab paling umum dari vertigo adalah kondisi yang memengaruhi sistem vestibular, yang terletak di telinga bagian dalam.
Sistem vestibular membantu memberikan otak informasi tentang gerakan, posisi, dan di mana Anda berada dalam sebuah ruang.
Penyebab umum vertigo
Dilansir dari laman Badan Pelayanan Kesehatan Nasional UK (NHS), penyebab paling umum dari vertigo adalah masalah telinga bagian dalam yang memengaruhi keseimbangan.
Kondisi tersebut termasuk:
Hal-hal lain yang dapat menyebabkan vertigo antara lain migrain atau mengonsumsi beberapa jenis obat.
Namun dalam beberapa kasus, penyebab vertigo pada seseorang bisa saja tidak diketahui secara jelas.
BPPV atau benign paroxysmal positional vertigo (vertigo posisi paroksismal jinak), yakni vertigo yang terjadi karena gerakan tertentu pada kepala.
Dikutip dari laman National Organization for Rare Disorders, BPPV paling sering dipicu oleh perubahan posisi kepala muncul secara tiba-tiba dan seringkali tidak dapat diprediksi.
Misalnya ketika Anda berdiri atau membungkuk, serta saat mengubah posisi di tempat tidur. Dan kondisi BPPV adalah salah satu penyebab vertigo yang paling umum.
Vertigo posisi paroksismal jinak diyakini disebabkan oleh perpindahan kristal kalsium karbonat kecil di telinga bagian dalam.
Kristal kecil ini berasal dari struktur penginderaan gravitasi dan percepatan dan ditempatkan secara tidak tepat di salah satu dari tiga saluran setengah lingkaran.
Itu adalah saluran melingkar kecil yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mendeteksi pergerakan kepala dan berperan dalam membantu tubuh menjaga keseimbangan.
Tingkat keparahan gangguan BPPV bisa sangat bervariasi. Pada beberapa orang hanya menimbulkan gejala ringan, sementara pada orang lain berpotensi menyebabkan gejala yang lebih parah, bahkan melemahkan.
Gejala vertigo posisi paroksismal jinak bisa hilang, tetapi kadang-kadang menetap selama berbulan-bulan.
Sebagian besar individu yang terkena dampak dapat dengan mudah dan efektif diobati dengan metode non-invasif seperti manuver reposisi canalith
Meski demikian, kondisi vertigo posisi paroksismal jinak masih dapat kambuh bahkan setelah diobati secara efektif.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/27/190000365/mengenal-kondisi-vertigo-posisi-paroksismal-jinak-apa-itu-