Jika seseorang menderita intoleransi laktosa, alergi susu sapi, atau termasuk kaum vegan, susu nabati bisa menjadi alternatif yang tepat.
Susu nabati terbaik untuk dijadikan alternatif susu sapi adalah susu kedelai yang diperkaya atau fortified soy milk.
Dalam artian, susu jenis ini diperkaya berbagai nutrisi yang baik bagi tubuh, sehingga manfaat kesehatannya tidak kalah banyak dengan susu sapi.
“Susu sapi dan minuman kedelai yang diperkaya dengan kalsium merupakan sumber kalsium, protein, potasium dan magnesium yang baik,” ucap profesor ilmu olahraga dan nutrisi San Diego State University, Connie Weaver dikutip dari VeryWellHealth.
Lantas, jika dibandingkan, mana yang lebih sehat?
Sama-sama sumber kalsium yang baik
Menurut Weaver, susu kedelai merupakan satu-satunya alternatif susu nabati yang telah dipelajari untuk dinilai seberapa baik kalsium diserap.
Ternyata, tingkat penyerapan kalsium sama antara minuman kedelai yang diperkaya kalsium karbonat dan susu sapi.
Jika minuman kedelai diperkaya dengan trikalsium fosfat, tingkat penyerapan kalsium jauh lebih rendah namun tetap merupakan sumber kalsium yang baik.
Sementara itu, ahli nutrisi University of Connecticut Sherry Gray menuturkan, penting untuk memastikan susu kedelai yang dibeli sudah diperkaya nutrisi.
“Perhatikan apakah minuman tersebut diperkaya dengan kalsium dan vitamin D karena beberapa minuman kedelai tidak diperkaya dan Anda tidak akan mendapatkan manfaat apa pun jika tidak ada fortifikasi,” ujar Gray.
Gray menilai, meski susu kedelai beraroma mengandung tambahan gula, susu kedelai tanpa pemanis memiliki kalori, protein, kalsium, vitamin D, dan vitamin A yang serupa dengan susu sapi.
“Dari semua susu nabati, susu kedelai yang paling mendekati susu sapi,” ungkapnya.
Bukan pengganti susu sapi yang sempurna
Meski begitu, ahli diet Debbie Petitpain mengatakan, susu kedelai bukan pengganti susu sapi yang sempurna.
“Tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman minum susu sapi,” kata Petitpain.
“Tidak ada yang akan terasa seperti susu sapi atau memberi Anda nutrisi atau karakteristik yang sama persis dengan susu sapi,” lanjutnya.
Di samping itu, juga ada perdebatan yang muncul mengenai keamanan fitoestrogen dalam susu kedelai dan hormon sintetis (rBGH atau rBST) dalam susu sapi.
Beberapa orang khawatir fitoestrogen dalam kedelai dapat meningkatkan risiko kanker payudara, kondisi tiroid, atau demensia, meski klaim tersebut belum terbukti.
Di sisi lain, hormon sintetis dalam susu sapi ditengarai dapat menyebabkan kanker prostat, payudara, atau kolorektal.
Namun tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa hal ini menimbulkan risiko signifikan bagi manusia.
“Preferensi individu, pembatasan diet, dan tujuan kesehatan harus memandu pilihan Anda,” tegasnya.
“Kuncinya adalah memprioritaskan variasi dan moderasi dalam pola makan Anda, menggabungkan campuran makanan nabati dan hewani untuk memastikan asupan nutrisi penting yang lengkap,” imbuhnya.
Dilansir dari laman University of Rochester Medical Center, berikut sejumlah kandungan nutrisi secangkir susu kedelai yang diperkaya:
https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/27/090000065/apakah-susu-kedelai-sesehat-susu-sapi-