Biasanya, laron akan mengerubungi sumber cahaya, seperti lampu-lampu di rumah maupun jalanan.
Namun, saking banyaknya, beberapa orang menjadikan laron sebagai masakan, salah satunya diolah menjadi peyek laron.
Hal tersebut seperti diungkapkan salah satu warganet di media sosial Facebook.
"Musim hujan telah tiba yang punya laron bisa di coba bikin peyek laron," tulis pengunggah di grup info cegatan jogja, Jumat (24/11/2023).
Beberapa warganet berkomentar terkait dengan unggahan tersebut.
"Di bothok /pepes luweh (lebih) enak n guuuurih bgt," tulis pemilik akun Cinta.
"Salah satu Makanan extrim yg dimiliki wong Jowo (orang jawa)," tulis pemilik akun Wiwid Suminarsih.
Hingga Senin (27/11/2023) siang, unggahan tersebut sudah disukai sebanyak 435 kali dan mendapatkan 323 komentar dari warganet.
Lantas, apakah laron boleh dikonsumsi?
Penjelasan pakar
Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan mengatakan, laron adalah hewan yang kaya akan nutrisi seperti halnya serangga-serangga lainnya.
Menurutnya, menjadikan laron sebagai makanan untuk dikonsumsi sudah lama dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia.
"Dulu tahun 1970-an, laron digoreng menjadi cemilan karena memang kita masih sulit mencari pangan bergizi," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (27/11/2023).
Oleh karena itu, bila sekarang laron dikonsumsi, hal ini menurut Ali adalah wujud pemanfaatan sumber pangan bergizi yang terlupakan.
"Laron memiliki kandungan lemak sebesar 44 persen dan protein 36 persen. Sehingga, ini gizi yang luar biasa dari laron," terangnya.
Apakah laron aman dikonsumsi?
Ali mengatakan, llaron aman dikonsumsi asalkan masih dalam batas normal dan tidak berlebihan.
Namun demikian, aspek preferensi atau kecenderungan dari konsumen lebih menentukan apakah laron yang bergizi dan aman ini akan dikonsumsi atau tidak.
Ali juga menyampaikan, laron dapat menyebabkan alergi pada sebagian orang.
"Alergi laron terjadi bersifat individual. Ini berarti mereka yang sensitif terhadap protein pangan tertentu. Karena sifatnya individual, maka alergi ini tidak berlaku umum," jelasnya.
Beberapa orang yang mengalami alergi makan laron biasanya akan merasakan gatal-gatal, mual, serta muncul bintik-bintik pada kulit.
Untuk itu, Ali menyarankan bila seseorang mengalami alergi terhadap laron, bisa mengonsumsi telur, ikan, dan sumber protein lain yang bukan laron.
"Tentu konsumsi apapun, termasuk laron jangan dilakukan berlebihan. Ini lantaran sifat berlebihan akan menghambat asupan makanan yang lebih beragam," tandasnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/28/110000565/bolehkah-laron-dikonsumsi-ahli-gizi--kaya-protein