Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Dinamakan Greenland? Padahal Wilayahnya Putih Tertutup Salju dan Es

KOMPAS.com - Greenland adalah negara otonom di bawah Kerajaan Denmark, yang terletak di antara Samudra Arktik dan Atlantik

Meski menjadi bagian dari Kerajaan Denmark, Grenland memiliki otonomi lokal sejak tahun 1979 dan otonomi sendiri sejak tahun 2009.

Artinya, mereka telah mengambil alih keputusan politik dan kompetensi yang sebelumnya dikeluarkan oleh Denmark.

Dengan disahkannya undang-undang otonomi sendiri, Greenland memiliki kemungkinan untuk mengambil alih yurisdiksi atas lebih banyak bidang.

Namun, tanggung jawab atas sistem peradilan, pertahanan dan keamanan nasional, hukum hak asasi sipil, dan urusan luar negeri berada di bawah pemerintahan Denmark.

Latar belakang nama Greenland

Ketika melihat peta dunia, mungkin akan membuat Anda bertanya-tanya mengapa Greenland wilayahnya berwarna putih tertutup es.

Padahal, jika diterjemahkan secara harfiah, “Greenland” berarti “tanah hijau”. Faktanya, hampir 80 persen wilayah Greenland tertutup es. Lantas, mengapa namanya Greenland?

Dikutip dari laman Visit Greenland, sebagian besar Greenland tertutup oleh es, salju, dan gletser, sehingga negara Arktik ini berwarna putih.

Bahkan daratan ini adalah tempat kumpulan es terbesar kedua di dunia setelah Antartika. Namun menurut para ilmuwan, Greenland sebenarnya cukup hijau lebih dari 2,5 juta tahun yang lalu.

Dan sebenarnya di wilayah bagian selatan pulau ini memiliki hutan dan padang rumput yang lebih hijau.

Nama Greenland diketahui berasal dari Erik the Red, seorang penjelajah yang diasingkan dari Islandia ke pulau tersebut sekitar tahun 983 Masehi.

Ia menamainya "Greenland" dengan harapan bahwa nama tersebut akan menarik orang-orang dari Islandia agar mau ikut tinggal di sana.

Saat sampai di Greenland, Erik berkeliling dan menamai beberapa bagian pulau itu dengan namanya sebagai cara untuk mengklaim kepemilikan.

Setelah Erik membangun pemukiman di beberapa bagian pulau yang lebih subur dan hijau, dia kembali ke Islandia untuk membujuk orang-orang agar mau ke Greenland.

Erik memberi tahu mereka bahwa wilayah baru yang dia temukan adalah Greenland, karena menurutnya itu akan membuatnya terdengar lebih menarik bagi calon pemukim.

Singkat cerita, itu berhasil dan ia meninggalkan Islandia dengan 35 kapal penuh orang Islandia dan hewan untuk bermukim di Greenland.

Meskipun akhirnya, hanya ada 14 kapal yang benar-benar tiba di Greenland.

Ada banyak legenda dan cerita yang terkait dengan Erik the Red, yang ditampilkan dalam dongeng Islandia.

Beberapa sumber mengatakan bahwa Erik the Red adalah seorang penjelajah dari Norwegia.

Sementara yang lain menyatakan bahwa dia melarikan diri dari Norwegia bersama ayahnya yang diasingkan karena pembunuhan.

Dilansir dari laman Routers North, Erik dijuluki the Red (si Merah) untuk menggambarkan penampilannya yang memiliki rambut dan janggut merah cerah.

Di sisi lain, ia mendapatkan julukan tersebut karena sifatnya yang berapi-api, sebuah dugaan yang mungkin didukung oleh banyaknya anggapan atas kasus pembunuhan.

Dalam kisahnya, setelah melarikan diri, Erik dan ayahnya meninggalkan Norwegia dan berlayar ke Islandia, tempat mereka menetap.

Kemudian Erik menikahi seorang wanita lokal bernama Thorhild, yang merupakan anak dari keluarga kaya.

Singkat cerita, Erik kembali diasingkan dari Islandia setelah dinyatakan bersalah atas kasus pembunuhan terhadap dua putra tetangganya.

Karena dia tidak dapat kembali ke Norwegia, Erik akhirnya berlayar lebih jauh ke barat dan mendarat di sebuah pulau yang nantinya dinamai Greenland.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/25/084500065/mengapa-dinamakan-greenland-padahal-wilayahnya-putih-tertutup-salju-dan-es

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke