Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Generasi Alien

Pada tulisan di Kompas.com sebelumnya, penulis menyebut kemuculan beragama generasi, antara lain: generasi tanpa nama, generasi tanpa bayangan, generasi tanpa identitas, generasi tanpa kenangan, dan sebagainya. (lihat: https://indeks.kompas.com/profile/3516/Tantan.Hermansah)

Setiap sebutan itu hadir karena dampak dari realitas digital saat ini. Di mana ragam dimensi yang muncul memang seperti mutiara yang memiliki banyak sisi menarik untuk diulas.

Pada artikel ini akan dibahas kehadiran fenomena digital yang hidup dan hadir membersamai kita sekarang. Generasi ini bisa disebut sebagai “generasi alien”.

Sebelum membahas lebih jauh tentang generasi ini, maka kita harus mengenal dulu istilah dan preferensi dari makna alien.

Dalam banyak terma alien, itu dipergunakan karena mewakili satu referensi tentang keterasingan, atau sesuatu yang asing, yang bukan merupakan bagian dari tata hidup mainstream atau yang berlaku umum saat ini.

Maka kalau makhluk asing dari luar bumi diberi istilah makhluk alien. Entah apa sebenarnya nama mereka, tetapi kita memberikan nama kepada mereka karena mewakili sejumlah syarat “berbeda” dengan penduduk bumi kebanyakan.

Maka penyebutan istilah “alien” agar mudah dipahami—meski kemudian menjadi semacam nama kategoris.

Dalam sosiologi istilah alien pun cukup akrab. Sosiolog pada awal-awal menggunakan frase alien untuk menjelaskan satu fakta atau fenomena sosial.

Teori alienasi menjelaskan realitas sosiologis keterasingan seseorang atau sekelompok orang dari dunia tempat hidup dan berkehidupan.

Jadi seseorang yang kehilangan kemelekatan sosial pada lingkungannya dalam sosiologi disebut teralienasi.

Mereka teralienasi disebabkan berbagai macam: pekerjaan yang terlalu menghegemoninya sehingga dia sampai kehilangan waktu untuk memberikan atensi kepada hal lain; bisa juga karena dia ada dalam struktur sosial paling lemah, sehingga tidak memiliki kapasitas untuk mendefinisikan diri agar memiliki eksistensi di lingkungannya; bisa juga dia karena memiliki atau mendapatkan goncangan sosial budaya (cultural shock).

Dengan demikian, kata alien, sebenarnya bukan istilah baru. Ilmu pengetahuan, baik sosial maupun non sosial sudah lama menggunakannya.

Maka dari itu, di sini akan dibahas istilah tersebut yang dilekatkan pada frasa “generasi”. Inilah yang disebut sebagai “Generasi Alien”.

Pertama, Generasi Alien adalah mereka yang secara sengaja atau tidak sengaja mengalami/ mendapat keterasingan sosial. Karena mereka terhubung ke realitas digital yang bisa mereka definisikan dan dimaknai sendiri.

Disebut sengaja karena mereka dengan berkesadaran penuh “mengasingkan diri” dari lingkungan sosial lalu menjauh dalam ruang lain yang berbeda.

Mereka mengubah diri menjadi avatar-avatar digital dan berinteraksi dengan teman-teman yang ada di ruang digital tersebut.

Sedangkan disebut tidak sengaja karena sebagian dari mereka masuk ke ruang itu melalui media internet, bukan karena ingin atau pilihan sendiri.

Namun karena mereka memang hidup dalam era digital, di mana mereka bekerja dan beraktivitas melalui medium tersebut. Karena kemelekatan yang lebih itulah membuat mereka kemudian menjadi Generasi Alien.

Selanjutnya Generasi Alien ini adalah mereka yang memiliki preferensi dan makna terhadap kehidupan saat ini berbeda dengan preferensi dan struktur serta sistem hidup yang sudah baku atau sudah ada sebelumnya.

Dalam konteks ini, maka apa yang dikatakan oleh Sosiolog Emile Durkheim (1858-1917) bahwa masyarakat sudah ada lebih dulu, bisa jadi mulai dikoreksi.

Karena realitasnya entitas telah membangun struktur dan definisi baru tentang masyarakat, di mana medium penghubungnya adalah kode-kode yang didesain oleh para arsitek digital.

Melalui medium tersebut, mereka berkomunikasi tanpa kendala, seperti bahasa Inggris dan lain sebagainya.

Sebab saat ini bahasa global itu adalah kode-kode yang kemudian dengan sangat cepat bisa mengubah bahasa lokal menjadi bahasa yang bisa dimengerti oleh lawan bicaranya.

Generasi Alien makin mengkristal karena dia akan merasa atau malah telah memiliki kenyamanan untuk berelasi dan berinteraksi di luar lingkungan kecilnya.

Mereka menjadi seperti robot-robot digital yang berdiskusi dan berinteraksi dengan lawannya di ruang tersebut.

Keragaman yang ditawarkan oleh medium internet itu sangat banyak, sehingga bisa mengakomodasi keberbedaan semua penggunanya, dan akhirnya membuat mereka mudah terlena dan melekat dengan dunia tersebut di dalamnya.

Maka bisa jadi kehadiran “Generasi Alien” ini tantangan bagi setiap negara di masa mendatang.

Selain persoalan penataan kependudukan yang menghadapi masalah karena hilangnya batas-batas wilayah dan administrasi, sehingga akan memberikan pengaruh besar kepada kehidupan sosial budaya.

Namun tetap saja bahwa adanya generasi ini bisa memberikan dampak signifikan pada keseharian masyarakat.

Salah satu yang cukup menjadi ancaman jangan sampai terjadi eksodus besar-besaran dari ruang publik riil, dan membiasakan diri hanya hidup di ruang publik digital.

Di mana ruang publik digital saat ini yang masih memiliki kerentanan dan kerapuhan yang cukup tinggi.

Potensi eksistensi Generasi Alien harus direspons segera, sebelum kehadiran mereka melembaga dan membajak indahnya kehidupan sosial seperti yang kita rasakan seperti saat ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/11/160426765/generasi-alien

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke