Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Revolusi Rusia dalam Sejarah Hari Perempuan Internasional

KOMPAS.com - Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret.

Awalnya, peringatan ini digaungkan oleh buruh perempuan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai pekerja.

Saat ini, peringatan Hari Perempuan Internasional hadir sebagai pengingat untuk menghormati prestasi perempuan, sekaligus menjadi perjuangan meraih kesetaraan.

Lantas, bagaimana sejarah Hari Perempuan Internasional?

Dilansir dari Britannica, pada tahun 1909 Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional pertama pada tanggal 28 Februari.

Pada saat yang sama, para pemimpin feminis yang berada di negara lain membahas kapan negara mereka akan mengakui dan merayakan Hari Perempuan.

Pada tahun 1910, aktivis Jerman Clara Zetkin meyakinkan anggota Kongres Sosialis Internasional untuk membuat Hari Perempuan versi internasional.

Hari Perempuan Internasional di Eropa

Pada 19 Maret 1911, Hari Perempuan Internasional pertama diadakan di empat negara Eropa dan menjadikan konsep "Hari perempuan" menjadi populer di sana.

Hari perempuan Internasional pertama Eropa, yang bertepatan dengan peringatan ke-40 Komune Paris, berhasil melibatkan lebih dari 1 juta orang untuk melakukan unjuk rasa di seluruh dunia.

Kemudian, meski sebagian besar upaya reformasi sosial terhenti saat Perang Dunia I pada tahun 1914, perempuan terus melakukan aksi setiap Hari perempuan Internasional.

Sejalan dengan itu, dilansir dari History, pada tahun 1917 dunia menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah yang akhirnya menjadi tanggal resmi peringatan Hari Perempuan Internasional.

Pada 8 Maret 1917 (23 Februari 1917 dalam kalender Julian Rusia) para wanita di Petrograd, Rusia, turun ke jalan untuk memprotes krisis pangan, kondisi hidup yang buruk, dan jutaan kematian yang terjadi akibat Perang Dunia I.

Demonstrasi besar-besaran tersebut dipimpin oleh feminis Rusia Alexandra Kollontai, dan menjadi mata rantai yang menghadirkan Revolusi Rusia dan menyebabkan turunnya tahta Tsar Nicholas II.

Pengakuan Hari Perempuan Internasional

Sebagai pengakuan atas pentingnya Hari perempuan, pendiri Partai Komunis Rusia Vladimir Lenin, menyatakan Hari Perempuan sebagai hari libur resmi Soviet pada tahun 1917.

Hal itu kemudian dilakukan oleh komunis di Spanyol dan China yang mengadopsi hari libur serupa.

Beberapa waktu setelah 1945, terminologi "Woman’s Day" (Hari perempuan) bergeser menjadi “Women’s Day” (Hari Perempuan).

Hingga pertengahan 1970-an, Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tahunnya, terutama di negara-negara sosialis.

Barulah pada tahun 1975, yang dikenal sebagai Tahun Perempuan Internasional, Majelis Umum PBB mulai merayakan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional.

Pada tahun 2014, Hari Perempuan Internasional dirayakan di lebih dari 100 negara, dan telah menjadi hari libur resmi di lebih dari 25 negara.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/08/131500465/revolusi-rusia-dalam-sejarah-hari-perempuan-internasional-

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke