Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Filsafat Bukan Filsafat dari Francois Laruelle

Namun lain padang lain belalang, lain Indonesia lain Prancis. Pada masa nyaris bersamaan, di Prancis malah ada seorang pemikir meragukan bahwa apa yang disebut filsafat itu an sich memang ada. Francois Laruelle menghebohkan semesta filsafat dengan sebuah gagasan radikal yang disebutnya sendiri sebagai non-philosophy.

Karya pemikiran Francois Laruelle terbagi menjadi lima periode. Periode Philosophy 1 (1971-1981) berupaya mengembangkan pemikiran Nietzsche, Heidegger, Delezue, Derrida di mana Lareulle sudah mulai terasa melakukan pendekatan transendental terhadap filsafat.

Periode Philosophy II (1981-1995) Lareulle makin transendentalis.  Pada periode Philosophy III (1995-2002) Laruelle mulai menggagas filsafat bukan filsafat sebagai pemikiran dirinya sendiri yang makin berkembang.

Pada periode Philosophy IV (2002-2008) kemudian dipermantap pada periode Philosophy V sejak 2002 sampai sekarang di mana Laurelle memimpin gerakan filsafat bukan filsafat yang mengglobal melalui Organisation Non-Philosophique Internationale.

Sementara ini Laruelle meyakini bahwa segenap bentuk filsafat mulai dari ancient philosophy sampai ke analytic philosophy sampai ke dekonstruksi dan seterusnya pada hakikatnya sekedar terstruktur pada sebuah kesepakatan terdahulu. Namun segenap bentuk filsafat tetap constitutively blind terhadap kesepakatan yang dianggap Laurelle secara dialektikal mengacaubalaukan alam pemikiran demi menangkap makna dunia secara filsafatiah.

Menurut Laurelle, the decisional structure of philosophy can only be grasped non-philosophically. Dalam pemaknaan tersebut dapat dikatakan bahwa filsafat bukan filsafat justru heterologikal merupakan filsafat yang sejatinya.

Pemikiran (non)etikal Laurelle pada hakikatnya radikalisasi de-antroposentrisasi yang secara mendasar diarahkan ke upaya universalized, auto-effective set dari kondisi-kondisi generik.

Pada awal dasawarsa pertama abad 21, pemikir Skotlandia, Ray Brasseire mendeskripsikan Francois Laurel sebagai "the most important unknown philosopher working in Europe today" sementara Gilles Deleuze dan Felix Guattari menyatakan pemikiran Laurelle "engaged in one of the most interesting undertakings of contemporary philosophy."

Kini buku-buku filsafat bukan filsafat karya Laurelle telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh Polity Books, Edinburgh University Press, Continuum, Palgrave Macmillan, Columbia University Press, Urbanomic/Sequence.

Sudah barang tentu ulasan tentang gagasan Francois Laruelle di dalam naskah sederhana ini sekedar merupakan tafsir subyektif saya sebagai insan awam filsafat yang tentu saja dangkal sambil rabun sehingga rawan keliru.

Masyarakat pemerhati filsafat Indonesia yang tidak menguasai bahasa Prancis tetapi ingin menyelisik apa sebenarnya filsafat bukan filsafat, silakan menyimak buku-buku pemikiran Francois Laurelle seperti misalnya kumpulan esai yang terhimpun di dalam buku “The Non-Philosophy Project”.

Buku itu  sayangnya merupakan alih-bahasa dari Prancis ke Inggris sehingga di sana sini terasa kabur inti makna sejatinya. Akibat setiap bahasa memiliki sukma makna masing-masing yang tidak bisa begitu saja dialih-bahasakan ke bahasa lain. Namun tidak ada rotan, lidi pun jadi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/01/071500865/filsafat-bukan-filsafat-dari-francois-laruelle

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke