Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menghayati Hakikat Ideologi

Memang antarnegara saling berperang bahkan sesama warga bangsa menyelenggarakan perang saudara sekadar akibat perbedaan paham terhadap sesuatu tak benda yang disebut sebagai ideologi.

Pada hakikatnya, ideologi merupakan sebuah terminologi politik yang berasal dari bahasa asing yang di masa kini popular di seluruh pelosok planet bumi termasuk Indonesia.

Ideologi adalah suatu jenis filsafat atau pemikiran manusia di mana unsur- unsur praktikal setara dengan teoritikal dalam sistem gagasan-gagasan untuk menjelaskan hakikat das Sein mau pun das Sollen sebagai pedoman untuk ikhtiar mengubah kenyataan menjadi lebih baik.

Ideologi membentuk prinsip-prinsip operasional untuk menyelenggarakan sebuah negara dan bangsa.

Istilah ideologi pertama kali muncul di atas panggung politik pada masa Revolusi Perancis diperkenalkan oleh filosof Perancis, Destutt de Tracy sebagai terminologi untuk “ilmu tentang gagasan“.

Ideologi versi de Tracy berakar pada epistemologi John Locke dan Etienne Bonnot de Condillac yang menganggap segenap ilmu pengetahuan manusia pada hakikatnya adalah ilmu pengetahuan gagasan.

Namun dalam konsteks tujuan sebenarnya pemikiran De Tracy lebih dekat ke pemikiran Francis Bacon yang mengharapkan misi sains bukan hanya terbatas memperluas wawasan ilmu pengetahuan, namun juga memperbaiki kehidupan umat manusia di planet bumi.

Para sejarawan menyebut abad XIX sebagai abad ideologi karena memang pada masa itu pemikiran bersifat kenegaraan mulai membedakan demi melepaskan diri dari pemikiran sosial masa lalu.

Namun pemaknaan ideologi tetap merupakan upaya kontroversial yang berakar pada hakikat inti makna ideologi yang an sich multi kompleks serta perpetuum mobile tanpa henti terus menerus berkembang untuk berubah.

Secara lentur ideologi dapat didefinisikan sebagai teori pemikiran yang berorientasi pada upaya menerawang kemelut politik dengan menggunakan sistem gagasan.

Sementara secara lebih ketat ideologi masa kini dapat diidentifikasikan dengan lima karakteristika, yaitu keterkaitan manusia dengan lingkungan alam dan sosial, abstrak organisasi sosial dan politik, realisasi program sebagai perjuangan, menggalang komitmen rakyat, menggerakkan kaum intelektual dan budayawan untuk mendukung sosialisasi ideologi.

Berdasar lima karakteristika itu dapat disimpulkan bahwa ideologi seperti komunisme, sosialisme dan segenap jenisnya, fasisme, nazisme, nasionalisme, populisme, positifisme, liberalisme, konservatisme, demokrasi, totalitarianisme, globalisme, agrarianisme, komunisme, marhaenisme serta segenap jenis isme-isme bermunculan pada periode di mana keyakinan sekular mulai menggantikan peran utama keimanan agamawi di panggung politik dunia.

Pada hakikatnya nilai ideologi sama dengan pisau karena keduanya merupakan bukan tujuan, namun sekadar alat untuk mencapai tujuan yang positif-negatif, baik-buruk nilainya tergantung pada bagaimana manusia menggunakannya.

Seyogianya ideologi didayagunakan sebagai bukan tujuan, tetapi sekadar alat tentu saja bukan untuk menyengsarakan, namun justru menyejahterakan manusia.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/15/103840565/menghayati-hakikat-ideologi

Terkini Lainnya

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Tren
Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tren
Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke