Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meningkatkan Risiko Kanker, Hindari 4 Jenis Makanan Ini

Faktor gaya hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh, sehingga menghasilkan bahan kimia yang menyebabkan kanker.

Hal ini berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang bisa memicu penyakit kanker.

Dilansir dari Medical News Today, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), WHO menyatakan, bahan kimia natrium nitrit di dalam makanan olahan bisa memicu terjadinya kanker.

Nitrat dan nitrit merupakan senyawa yang terjadi secara alami dalam tubuh manusia dan beberapa makanan, seperti sayuran.

Bahan kimia ini juga kerap ditemukan di makanan olahan untuk proses pengawetan, sehingga makanan bisa bertahan lama, misalnya daging sapi olahan.

Nitrat dan nitrit

Nitrat dan nitrit merupakan dua senyawa yang berbeda. Nitrat terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom oksigen. Nitrit terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen.

Nitrat relatif lembam dan bersifat stabil sehingga tidak mungkin menyebabkan kerusakan. Namun, bakteri di mulut atau enzim dalam tubuh dapat mengubahnya menjadi nitrit, dan ini mungkin berbahaya.

Enzim dalam tubuh itu bisa mengubah nitrat menjadi oksida nitrat dan nitrosamin.

Dilansir dari Health Line, oksida nitrat memberikan manfaat dalam tubuh, seperti menurunkan tekanan darah tinggi hingga anti mikroba. Biasanya, bahan kimia ini diperoleh sari sayuran yang dikonsumsi oleh tubuh.

Sementara, nitrosamin merupakan bahan kimia yang paling sering menyebabkan risiko kanker.

Nitrit yang terkandung di dalam makanan dapat berubah menjadi nitrosamin ketika makanan tersebut dipanaskan dalam suhu yang tinggi.

Pemanasan suhu tinggi berulang-ulang dapat meningkatkan risiko perubahan nitrit menjadi nitrosamin.

Nitrosamin yang kerap menjadi penyebab kanker ini tidak hanya ditemukan pada makanan olahan daging, tetapi juga bisa ditemukan pada sayuran.

4 jenis makanan dengan kandungan nitrat tinggi

Nitrat tidak dapat dipecah oleh asam lambung. Sebaliknya, bioma usus Anda dapat memecah nitrat menjadi nitrit, yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti peningkatan risiko kanker.

Dilansir dari Web MD, berikut jenis makanan yang perlu dihindari karena mengandung nitrat yang tinggi:

1. Ham

Ham merupakan sumber nitrat diet tertinggi. Satu porsi 100 gram ham yang diawetkan memiliki sebanyak 890 mikrogram (mcg) nitrat.

2. Daging babi asap atau bacon

Bacon memiliki hingga 380 mcg nitrat per 100 gram berat. Bacon juga sangat tinggi nitrit.

Nitrat dan nitrit cenderung meresap dalam produksi daging yang menyebabkan beberapa merek memberi label kemasan mereka bebas nitrit.

Kendati demikian, bacon bebas nitrit diuji memiliki kandungan nitrat hampir dua kali lipat, hingga 680 mcg per 100 gram.

3. Hot dog

Hot dog adalah salah satu sumber daging yang paling banyak diproses di pasaran. Rata-rata hot dog mengandung sekitar 50 mcg nitrat per 100 gram daging, yang mengandung sekitar 9 mg nitrit.

4. Sayur yang digoreng

Olahanan makanan pada suhu tinggi tidak melulu terjadi pada daging, tetapi bisa juga pada sayuran. Di Indonesia misalnya, proses sayur kol dan terong yang digoreng pada suhu yang tinggi dapat memicu terjadinya kanker.

Kendati demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua daging olahan mengandung nitrit. Sosis Inggris dan Irlandia, misalnya. Sosi di negara tersebut bebas dari nitrit.

Beberapa jenis olahan daging lainnya kini juga bebas nitrit, seperti ham dan bacon.

Konsumen bisa memastikan kandungan nitrat dan nitrit dengan mengamati label makanan. Contoh kandungan nitrat dan nitrit pada label makanan, di antaranya Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Kalium Nitrat, dan Kalium Nitrit.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/31/210000465/meningkatkan-risiko-kanker-hindari-4-jenis-makanan-ini

Terkini Lainnya

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke