Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Planet Terpanas dan Terdingin di Tata Surya

KOMPAS.com - Suhu udara akhir-akhir ini dirasakan naik. Penyebabnya diduga disebabkan oleh pergantian musim.

Di tata surya ini atau yang disebut dengan galaksi Bimasakti, terdapat 8 planet. Suhu rata-rata planet berbeda-beda.

Manakah planet yang memiliki suhu terpanas dan terdingin di tata surya?

Planet terpanas di tata surya

Planet terpanas di tata surya ini bukanlah Mars, meskipun planet ini sering dijuluki planet merah.

Dilansir NASA, 15 April 2022, planet terpanas adalah Venus dengan suhu sekitar 464 derajat Celcius (867 derajat Fahrenheit).

Meskipun Merkurius memiliki suhu 427 derajat Celcius dan lebih dekat ke matahari, planet itu adalah yang terpanas kedua karena Merkurius tidak memiliki atmosfer dan dengan demikian mengalami suhu yang sangat bervariasi sepanjang hari.

Dikutip dari NASA, atmosfer tebal Venus memerangkap panas dan menciptakan efek rumah kaca yang tak terkendali.

Hal itu menyebabkan planet Venus menjadi planet terpanas di tata surya dengan suhu permukaan yang cukup panas untuk melelehkan timah.

Efek rumah kaca membuat Venus kira-kira 700 derajat Fahrenheit (390 derajat Celcius) lebih panas daripada tanpa efek rumah kaca.

Planet terdingin di tata surya

Neptunus dengan -200 derajat Celcius adalah planet terdingin di tata surya. Sebelumnya Uranus disebut-sebut sebagai planet terdingin.

Suhu rata-rata planet lain adalah:

  • Bumi: 15 derajat Celcius
  • Mars: -65 derajat Celcius
  • Jupiter: -110 derajat Celcius
  • Saturnus: -140 derajat Celcius
  • Uranus: -195 derajat Celcius.

Planet-planet bervariasi dalam suhu karena memiliki variasi dalam struktur dan jarak dari matahari.

Suhu dipengaruhi oleh jarak planet dari matahari. Semakin jauh jaraknya, suhunya menurun.

Baik faktor interior maupun eksterior bertanggung jawab atas variasi suhu di dalam planet.

Sifat dan komposisi atmosfer, misalnya, menentukan jumlah panas yang terpancar dan berapa banyak panas yang dipertahankan planet ini.

Dilansir Daily Mail, 11 April 2022, para peneliti NASA menganalisis gambar inframerah termal Neptunus dari beberapa observatorium selama hampir 20 tahun.

Analisis mereka mengungkapkan bahwa suhu rata-rata di stratosfer Neptunus tiba-tiba turun sekitar 14 derajat Fahrenheit (8 derajat Celcius) antara tahun 2003 dan 2018.

Dr Michael Roman, Postdoctoral Research Associate di University of Leicester dan penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa perubahan ini tidak terduga.

"Karena kami telah mengamati Neptunus selama awal musim panas selatan, kami memperkirakan suhu akan perlahan-lahan menjadi lebih hangat, bukan lebih dingin," ujar Dr Roman.

Para peneliti tidak yakin apa yang menyebabkan perubahan suhu ini.

"Variasi suhu mungkin terkait dengan perubahan musiman dalam kimia atmosfer Neptunus, yang dapat mengubah seberapa efektif atmosfer mendingin. Tapi variabilitas acak dalam pola cuaca atau bahkan respons terhadap siklus aktivitas matahari 11 tahun mungkin juga berpengaruh," tutur Dr. Roman.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/16/210000965/planet-terpanas-dan-terdingin-di-tata-surya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke