Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Senyawa Kimia Botol Plastik Memicu Obesitas? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Penelitian terbaru ini menyatakan bahwa senyawa plastik dalam botol kemasan bisa memicu pertumbuhan adiposit atau sel-sel lemak.

Melansir dari Medical News Today, Selasa (01/02/2022), World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka obesitas meningkat terus sejak 1975.

Peningkatan pesat ini disebabkan oleh banyak faktor. Mulai pengonsumsian zat pemanis tambahan yang tanpa batas, gaya hidup kurang olahraga, hingga pola makan yang tak seimbang.

Baru-baru ini peneliti dari Norwegian University od Science and Technology (NTNU) mendapatkan satu kesimpulan baru.

Bahwa senyawa kimia dalam botol bisa masuk ke tubuh manusia dan mengintervensi sistem metabolisme. Dari sinilah, hulu obesitas bermula. Hal ini seperti dilansir dari New Atlas, Senin (31/01/2022).

Kandungan botol plastik

Obesitas bisa bermuara ke berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, stroke dan hipertensi.

Obesitas sendiri bisa dipicu banyak hal, salah satunya adalah senyawa kimia yang tersebar di lingkungan sekitar kita yang disebut sebagai endocrine disruptors.

Beberapa endocrine disruptors yang kuat adalah bisphenol A dan phthalates, senyawa yang ada di dalam plastik.

Menurut peneliti, senyawa ini bisa mengganggu kesuburan dan pertumbuhan tubuh, juga memicu obesitas.

Plastik sendiri terbuat dari berbagai macam senyawa kimia. Pabrik menambahkan beberapa senyawa zat aditif dan filler material untuk mendapatkan bentukan plastik seperti yang diharapkan.

Studi tahun 2019 menyatakan bahwa botol plastik kemasan terbuat dari setidaknya 4000 senyawa yang muncul di database kimia.

Bahayanya senyawa kimia dalam botol plastik

Ahli biologi dari NTNU di Trondheim curiga bahwa ada beberapa senyawa asing dalam botol plastik yang tidak muncul di database kimia.

Para peneliti ini kemudian menggunakan metanol untuk mengekstraksi senyawa dari 34 kemasan plastik seperti kantong freezer, botol kemasan yoghurt, botol soft drink, dan tutup cangkir kopi.

Peneliti ini mendeteksi kurang lebih 55.300 senyawa kimia, dengan 629 substansi ada di database kimia dan 11 di antaranya termasuk ke dalam golongan senyawa yang bisa mengganggu sistem metabolisme tubuh.

"Ini berarti, bisa jadi senyawa plastik lainnya juga bisa berpotensi memicu pertambahan berat badan atau obesitas," begitu papar Johanes Volker, Ph.D, peneliti yang bekerjasama dengan Departemen Biologi NTNU.

Meski begitu, peneliti dari NTNU juga menekankan bahwa kemasan makanan dan minuman bukan satu-satunya sumber senyawa kimia yang bisa mengganggu sistem metabolisme.

Peneliti juga tak mau gegabah menyimpulkan bahwa senyawa plastik dalam kemasan makanan dan minuman adalah faktor penyumbang terbesar dalam kasus obesitas di masyarakat umum.

Para peneliti dari NTNU hanya menyarankan agar pabrik-pabrik membuat kemasan plastiknya dengan senyawa yang lebih sederhana dan juga aman.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/02/110000665/senyawa-kimia-botol-plastik-memicu-obesitas-begini-penjelasan-ilmiahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke