Pohon mangga biasa berbuah pada awal musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-Agustus.
Meski begitu, pohon mangga juga rawan terkena hama dan penyakit yang menyerang buah, bunga, dan batang pohon.
Seperti di musim kemarau adalah hama putih atau yang lebih dikenal dengan cabuk.
Selain mengganggu penampilan tanaman, kutu putih yang menempel pada daun juga memicu pertumbuhan jamur jelaga dan menyebarkan virus.
Berikut ini sejumlah hama yang bisa muncul pada tanaman mangga:
1. Kutu putih
Hama kutu putih pada tanaman mangga biasanya muncul pada musim kemarau.
Melansir dari laman Dinas Pertanian Grobogan, kehadiran kutu putih ini bisa memicu pertumbuhan jamur jelaga.
Selain itu, tanaman ini juga bisa menyebarkan virus.
Hal ini terjadi karena kutu putih menghasilkan zat lengket yang disebut embun madu.
Biasanya embun madu ini berada di bagian belakang daun.
Embun madu inilah yang kemudian menarik pertumbuhan jamur jelaga yang kemudian mengurangi kemampuan tanaman menyerap cahaya matahari.
Dampaknya pertumbuhan tanaman akan terhambat, panen sedikit dan kualitas buruk.
Adapun cara mengatasi kutu putih ini di antaranya adalah dengan memasang perangkap pelekat kutu putih yang bisa dibeli di toko pertanian maupun membuat sendiri.
Selain itu bisa dilakukan dengan memangkas daun yang mengandung banyak kutu putih.
Hal ini karena jaringan pembuluh kayu rusak akibat gerekan larvanya.
Untuk mengatasi hama ini adalah dengan penyemprotan menggunakan insektisida kontak pada bagian ranting.
3. Lalat buah
Lalat buah atau Bactrocera dorsalis adalah salah satu hama yang ada pada tanaman mangga.
Dikutip dari laman Dinas Pertanian Jabar, lalat buah akan meningkat saat curah hujan tinggi.
Adapun dikutip dari laman DKPP Temanggung, gejala serangan lalat buah ditandai dengan adanya bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur).
Setelah larva menetas dari telur di dalam buah ia kemudian berkembang menjadi bercak coklat di sekitar bekas tusukan itu.
Larva akan memakan daging buah hingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang.
Cara penanganannya di antaranya adalah dengan melakukan pencacahan tanah di bawah tajuk pohon yang agak dalam dan merata.
Hal ini supaya pupa di dalam tanah terkena sinar matahari dan mati.
Selain itu bisa dilakukan pembungkusan pada buah muda dengan kantong plastik, kertas semen, koran atau daun pisang.
4. Wereng mangga
Wereng mangga atau Idioscerus noveosparsus akan menyerang tangkai dan pucuk ranting untuk menghisap cairan floem.
Akibatnya tangkai malai menjadi berwarna coklat, mengering dan proses pembentukan buah pun terganggu.
Hama ini juga menghasilkan embun madu yang menarik cendawan jelaga dan menarik semut hitam.
Cara pengendalian yang bisa dilakukan di antaranya adalah dengan memotong tunas dan tangkai malai di mana telur wereng diletakkan kemudian dimusnahkan.
Serta bisa dilakukan penyemprotan insektisida.
Kepik penghisap daun (Mictis longicornis) menyebabkan daun muda menjadi layu dan kering.
Hal ini terjadi karena cairan daun mangga habis dihisap dan menguap pada bagian luka.
Pada seranngan yang parah pucuk daun menjadi kering dan mati.
Adapun untuk mengatasi hama ini bisa dilakukan dengan memotong tunas di mana kelompok telur diletakkan dan ranting-ranting yang telah layu atau mati dimusnahkan.
Penyemprotan insektisida juga bisa dilakukan.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/21/180000865/kutu-putih-hingga-lalat-buah-5-hama-pada-mangga-dan-cara-mengatasinya