Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Kemegahan Stadion Lukas Enembe, Venue Pembukaan PON XX Papua

KOMPAS.com - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (2/10/2021).

PON XX Papua akan mempertandingkan 6.442 atlet dari seluruh Indonesia, yang didampingi tim pelatih berjumlah 3.000 orang.

Dalam pidato pembukaan, Jokowi mengajak seluruh partisipan untuk merayakan PON dengan penuh sukacita, sportivitas, semangat persaudaraan, serta kebersamaan, kesetaraan, dan persatuan bangsa Indonesia.

Jokowi juga mengatakan, perhelatan PON di Papua diharapkan dapat semakin mendorong kemajuan di Bumi Cenderawasih.

"Mari kita tunjukan partisipasi kita untuk menjamin keberhasilan," kata Jokowi, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (2/10/2021).

PON XX Papua akan berlangsung mulai 2-15 September 2021.

Pembukaan PON XX Papua diselenggarakan di Stadion Lukas Enembe, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, yang sekaligus menjadi venue utama event olahraga empat tahunan itu.

Stadion Lukas Enembe memiliki kapasitas 40.000 penonton dan disebut sebagai stadion termegah kedua di Indonesia, setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta.

Seperti apa kemegahan Stadion Lukas Enembe?

Mengutip Kompas.com, Sabtu (2/10/2021) Stadion Lukas Enembe memiliki arsitektur bangunan yang unik dan megah.

Bangunanan Stadion Lukas Enembe terlihat seperti bunga yang mekar dari kejauhan.

Tak hanya itu, fasad penopang bangunannya dihiasi dengan motif khas Papua. Fasad-fasad tersebut terbuat dari baja yang kokoh.

Tak jauh dari stadion utama, terdapat Istora Papua Bangkit. Bangunan tersebut berbentuk menyerupai honai, rumah adat khas Papua.

Lokasi stadion itu sangat strategis, karena berada di jalan poros utama yang menghubungkan Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Akses menuju stadion juga mudah. Berjarak sekitar 8,9 kilometer dari Bandar Udara Internasional Sentani, Stadion Lukas Enembe dapat ditempuh dalam 16 menit perjalanan dengan kendaraan roda empat.

Sementara itu, jarak Stadion Lukas Enembe dengan Rumah Sakit Yowari, juga terbilang dekat yakni 15 kilometer dan bisa dicapai dalam waktu 20 menit.

Pembangunan Stadion Lukas Enembe memerlukan waktu selama tiga tahun hingga benar-benar siap. Stadion ini berdiri di tanah seluas 13 hektare.

Jumlah biaya yang digelontorkan dalam pembangunan stadion tersebut juga tak main-main, yakni Rp 1,3 triliun.

Stadion Lukas Enembe dilengkapi dengan fitur canggih berupa pencahayaan pintar yang dapat mengikuti alunan musik.

Bangunan ini juga dibangun berdasarkan standar FIFA (Federation Internationale de Football Association).

Lapangan atletik yang terdapat dalam stadion ini telah memiliki sertifikat kelas 1 standar federasi internasional.

Rumput yang digunakan dalam lapangan merupakan rumput Zoysia Matrella atau rumput Manilla.

Fasilitas pendukung yang terdapat di stadion ini memiliki standar kelas dunia.

Dulunya bernama Stadion Papua Bangkit

Mengutip Kompas.com, Jumat (1/10/2021) pembangunan Stadion Lukas Enembe dilakukan PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk dan selesai pada Juni 2019.

Groundbreaking stadion dilakukan Presiden Joko Widodo pada 2015 dan PT PP memulai pembangunan sejak 2016.

Pada awalnya, stadion tersebut diberi nama Stadion Papua Bangkit.

Proyek pembangunan Stadion Papua Bangkit tersebut diresmikan secara langsung oleh Gubernur Papua Lukas Enembe pada 23 Oktober 2020.

Sejak diresmikan, Stadion Papua Bangkit resmi mengalami pergantian nama menjadi Stadion Lukas Enembe.

Nama Lukas Enembe diambil dari nama Gubernur Papua saat ini yang dinilai berjasa dalam menjadikan Papua sebagai tuan rumah PON XX.

Mengutip Kompas.com, 19 Oktober 2020, Ketua PB PON Papua Yunus Wonda mengatakan, Lukas Enembe berperan penting dalam terpilihnya provinsi tersebut sebagai tuan rumah PON XX Papua 2021.

Perubahan nama stadion tersebut merupakan bentuk penghormatan pada sang gubernur.

"Kami rakyat Papua tidak pernah bayangkan bila Provinsi Papua bisa menjadi tuan rumah PON, karena kami menyadari secara infrastruktur kami, Papua sangat tidak mungkin melakukan itu," kata Yunus Wonda.

"Tetapi oleh komitmen yang kuat dari Bapak Lukas Enembe yang didukung juga oleh bapak wakil gubernur dan semua pihak, maka hal yang tidak mungkin itu sekarang terbukti," ujar dia.

(Sumber: Kompas.com/Sania Mashabi, Kistin Septiyani | Editor: Bayu Galih, Ni Nyoman Wira Widyanti, Rachmawati)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/03/133100465/mengintip-kemegahan-stadion-lukas-enembe-venue-pembukaan-pon-xx-papua

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke