Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Polemik dengan ICW, Ini Deretan Klaim Moeldoko soal Ivermectin

Kuasa Hukum Moeldoko, Otto Hasibuan membantah anggapan bahwa kliennya mempromosikan obat Ivermectin untuk terapi Covid-19. Menurut dia, tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa Moeldoko mempromosikan obat yang diproduksi PT Harsen Laboratories itu.

"Saya kira tidak ada fakta bahwa pak Moeldoko itu mempromosikan Ivermectin. Itu kan hanya yang disampaikan orang. Di mana bukti-bukti bahwa Pak Moeldoko mempromosikan Ivermectin?" ujar Otto dalam konfefensi pers secara daring pada Kamis (29/7/2021).

Oleh karena itu, Otto meminta Indonesia Coruption Watch yang menurutnya menyebutkan soal promosi itu untuk memaparkan bukti. Ia menekankan, perlu dijelaskan lebih detail apa yang dimaksud dengan mempromosikan suatu produk seperti Ivermectin.

"Apakah pernah ada di iklan mempromosikan ‘Pakailah Ivermectin’. Itu kan tidak pernah begitu. Jadi ini perlu kita bicarakan betul-betul kriteria mempromosikan kayak apa. Jadi jangan dikait-kaitkan begitu," ucap dia.

Kirim 2.500 dosis Ivermectin ke Kudus

Dari berbagai pemberitaan, Kompas.com merangkum sejumlah pernyataan Moeldoko seputar Ivermectin.

Sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko mengaku telah mengirimkan obat Ivermectin ke anggota-anggota HKTI di berbagai penjuru Tanah Air. Langkah itu ia tempuh lantaran ia meyakini efektivitas Ivermectin untuk menyembuhkan Covid-19.

Moeldoko menyatakan sudah tidak asing lagi dengan Ivermectin. Maka dari itu, ia telah mengirimkan puluhan ribu dosis Ivermectin untuk warga Kudus yang saat itu mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada 7 Juni 2021.

“Awal bulan ini (Juni, red) ketika saya melakukan tindakan cepat dan terukur untuk menolong masyarakat Kudus yang sedang menderita dihajar Covid, mungkin ada yang merasa heran. Sekarang terbukti bahwa itu tindakan yang tepat,” ucap Moeldoko dalam sebuah diskusi daring seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (28/6/2021).

Moeldoko menyebut, langkah itu ia tempuh berdasar pengetahuan dan keyakinannya terhadap manfaat Ivermectin yang mampu menurunkan jumlah penderita dan kematian akibat Covid-19 di India serta 15 negara lainnya di dunia.

Usai mengirimkan 2.500 dosis Ivermectin, Moeldoko menerima dari Bupati Kudus HM Hartopo, bahwa obat yang sejatinya untuk cacing itu sudah disebarkan ke rumah sakit dan puskesmas.

Klaim manjur di belasan kota lainnya

Tak hanya Kudus, Moeldoko pun mengaku sudah membagikan puluhan ribu dosis Ivermectin ke berbagai wilayah zona hitam dan merah Covid-19. Yakni dibagikan ke tiga kecamatan di Semarang, 1 kecamatan di Demak, Kabupaten Sragen, Bangkalan, dan wilayah Madura.

Obat tersebut juga dibagikan ke sejumlah wilayah di ke provinsi Kalimantan Barat yakni Pontianak, Singkawang, Sambas, Bengkayang, Landak, hingg Kabupaten Sintang.

"Saya Ketua Umum HKTI dan mantan Panglima TNI tentu berpikir sedikit berbeda melihat situasi ini. Untuk itu saya mengambil keputusan untuk berani mendistribusikan Ivermectin ke anggota-anggota HKTI yang tersebar di Indonesia," kata Moeldoko. 

Menurut Moeldoko, data laporan sementara hasil distribusi Ivermectin oleh HKTI di sejumlah daerah menunjukkan bahwa obat tersebut efektif melawan virus corona. Di Kota Tangerang, Jakarta Timur, Depok, dan Bekasi, efektivitas Ivermectin diklaim mampu menurunkan angka Covid-19 mendekati 100 persen. 

"Melihat data sementara ini, kami cukup optimis bahwa Ivermectin dapat menjadi solusi obat efektif menyembuhkan pasien Covid," ucap Moeldoko.

Dalih penelitian di 15 negara

Guna mendukung langkahnya, Moeldoko memaparkan data yang menjadi dasar keyakinannya terhadap efektivitas Ivermectin. Ia mengutip data Front Line Covid-19 Critical Care (FLCCC) Alliance, bahwa ada 33 negara yang menggunakan Ivermectin untuk mengatasi Covid-19. Di antaranya adalah Brazil, Zimbabwe, Jepang, dan India.

Selanjutnya, mengacu hasil penelitian American Journal of Theurapeutics, Ivermectin dapat mengatasi Covid-19 hingga 95 persen. Penelitian itu melibatkan 3.406 partisipan dan terbagi dalam 15 uji klinis.

Moeldoko juga menyodorkan hasil penelitian British Ivermectin Recommendation Development (BIRD) Group yang melibatkan 15 negara dalam 24 uji klinis dan menunjukkan bahwa Ivermectin mampu menekan tingkat kematian pasien Covid-19.

Dari 15 negara yang diklaim sudah berhasil melawan Covid-19 dengan penggunaan Ivermectin ialah Peru, Meksiko, hingga Slovakia.

Seperti diberitakan sebelumnya, ICW menuding Moeldoko memiliki hubungan dengan PT Harsen Laboratories, perusahaan produsen obat yang diklaim dapat digunakan sebagai terapi Covid-19 itu.

Menurut ICW, kedekatan itu terjalin melalui putri Moeldoko yang bernama Joanina Novinda Rachma. "Saya ingin menyoroti nama Sofia Koswara, memang nama Sofia tidak tertera dalam akta (PT Harsen Laboratories), tapi dalam berbagai sumber, dia disebut sebagai Wakil Presiden PT Harsen Laboratories, dan dia tampaknya punya peran sentral dalam menjalin relasi dengan berbagai pihak," kata Peneliti ICW Egi Primayoga dalam diskusi virtual, Kamis (22/7/2021).

Berdasarkan penelusuran ICW, Sofia memiliki keterkaitan dengan PT Noorpay Perkasa yakni sebagai direktur dan pemilik saham. Adapun salah satu pemilik saham PT Noorpay Perkasa merupakan Joanina, putri dari Moeldoko.

Atas dasar itulah Moeldoko dituding memiliki hubungan dekat dengan produsen Ivermectin. Tak butuh waktu lama bagi Moeldoko angkat bicara terkait tuduhan itu. Mantan Panglima TNI era SBY tesebut langsung menyampaikan bantahan dan menuding balik informasi yang disampaikan sebagai menyesatkan.

Sumber: Kompas.com

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/31/084000065/polemik-dengan-icw-ini-deretan-klaim-moeldoko-soal-ivermectin

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke