Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Satgas: Ketua RT/RW Bantu Pasien Covid-19, Jangan Ada yang Dikucilkan

KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tidak semua kasus Covid-19 harus dibawa ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan.

"Tidak semua kasus Covid-19 membutuhkan perawatan di rumah sakit," kata Wiku dalam pernyataan pers harian PPKM Darurat di kanal YouTube BNPB, Selasa (13/7/2021).

Hal tersebut dia sampaikan, mengingat saat ini kondisi rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang sudah over kapasitas.

Wiku mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan masyarakat apabila mengalami gejala Covid-19 adalah segera melapor ke Ketua RT/RW setempat.

"Jika mengalami gejala Covid-19 segera minta bantuan tetangga atau RT/RW setempat untuk melaporkan ke Puskesmas agar dapat segera dilakukan testing dan tracing," kata Wiku.

RT dan RW harus sigap

Wiku mengatakan, masyarakat yang menjalani isolasi mandiri di rumah karena bergejala Covid-19 dapat menyiapkan termometer dan oximeter untuk memantau suhu tubuh dan saturasi oksigen.

"Apabila mengalami perburukan, segera laporkan agar dapat dirujuk ke tempat isolasi terpusat atau ke rumah sakit," ujar Wiku.

Menurut Wiku, perangkat RT/RW memiliki peran besar sebagai lapisan pertolongan pertama pada kasus positif Covid-19 di wilayah masing-masing.

Oleh karena itu, dia menggarisbawahi pentingnya pembentukan Posko Penanganan Covid-19 di setiap Desa/Kelurahan, agar setiap kasus dapat terkoordinir dan tertolong sedini mungkin.

"Untuk Ketua RT/RW di seluruh wilayah Indonesia harus selalu siap sedia dan gerak cepat dalam mengkoordinir perangkat wilayah masing-masing untuk menolong pasien positif Covid-19 di wilayahnya," kata Wiku.

"Jangan menganggap enteng setiap kasus yang ada, apalagi mengucilkan warga yang terkena Covid-19," lanjut dia.

Wiku mengatakan, Ketua RT/RW harus aktif berkoordinasi dengan seluruh warga lainnya, untuk gotong royong membantu warga yang sedang isolasi mandiri maupun yang sedang dalam keadaan darurat dan butuh segera ditangani.

Persiapan isolasi mandiri

Mengutip Kompas.com, Jumat (9/7/2021) untuk orang-orang yang akan menjalani isolasi mandiri, siapkan nomor kontak dokter, fasilitas kesehatan, dan nomor emergency.

Selain itu, bisa pula nomor kontak orang-orang yang bisa memberikan dukungan seperti keluarga, teman sekolah atau rekan kerja.

Adapun sejumlah hal yang harus disiapkan:

  • Masker dan disinfektan
  • Ruang isolasi dengan jendela terbuka, jika memungkinkan

Orang terdekat pasien isolasi mandiri harus selalu memberikan dukungan, baik berupa sembako, transportasi, penitipan anak, mapun hal penting lainnya.

Gejala perburukan

Pada saat menjalani isolasi mandiri, pasien dan orang yang merawatnya perlu memantau perburukan kondisi, yang ditandai dengan gejala:

  • Mengalami napas yang cepat atau sulit bernapas saat istirahat maupun berbicara
  • Dada terasa sakit
  • Mengalami kebingungan
  • Tak bisa bicara dan sulit bergerak

Jika gejala tersebut muncul, segera minta bantuan darurat.

Hal yang harus dipantau

Jika pasien yang diisolasi di rumah memiliki risiko keparahan, maka yang bisa dilakukan:

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/14/114315865/satgas-ketua-rt-rw-bantu-pasien-covid-19-jangan-ada-yang-dikucilkan

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke