Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suntik Vaksin Segera, Jangan Ditunda-tunda Saat Siap dan Tersedia

Ungkapan syukur itu bisa diwujudkan dalam upaya tetap disiplin dan lebih gigih menjaga kesehatan sebagai pijakan kabar baik kita. 

Hari-hari ini, kabar baik tampaknya jauh dari pengalaman harian banyak orang, juga orang-orang yang mereka kasihi.

Di grup percakapan dan di media sosial, silih berganti kabar duka datang dari orang-orang yang kita kenal. Permohonan doa dan dukungan disampaikan untuk orang-orang yang dekat dengan kita.

Tidak lama kemudian, kabar duka dari pemohon doa disampaikan. Teman atau saudara yang sakit tidak tertolong lagi karena tidak tertangani.

Hening grup percakapan selain berurutan saling memberi ucapan duka dan doa untuk menguatkan dari kejauhan.

Beberapa teman saya menjauhi situasi yang menekan ini dengan menonaktifkan sementara grup percakapan dan juga media sosial. Mengambil jeda dan jarak dilakukan dengan sadar.

Dengan jeda dan jarak, apakah fakta tidak lagi ada?

Fakta tidak berubah dan tetap nyata adanya. Namun, fakta yang terjadi dan ada di luar kendalinya tidak menjadi beban pikiran. Fakta itu tidak sempat mampir ke pikiran apalagi menggangu jiwa.

Hari-hari teman saya menjadi lebih tenang. Mekanisme di dalam diri yang dipilih dengan sadar membantunya menghadapi situasi yang tidak mudah ini. 

Bagaimana mekanisme dalam dirimu untuk menghadapi situasi tidak mudah hari-hari ini?

Wisma Atlet di Kemayoran yang menjadi rumah sakit darurat Covid-19 mulai kewalahan. Pasien yang sudah membaik kondisinya meskipun masih positif, dipulangkan.

Ambulans bergantian datang tidak habis-habis. Wisma Atlet tidak mampu lagi menampung pasien kecuali pasien yang membaik kondisinya meskipun masih positif dipulangkan.

Wisma Atlet adalah gambaran. Di banyak tempat di Pulau Jawa, kondisi serupa kita dengar.

Untuk permintaan tolong mencarikan tempat perawatan intensif di rumah sakit, kita warga masyarakat pada umumnya tidak berdaya. Aparat negara demikian pula, dalam posisi tidak berdaya.

Karena itu, jika kabar kita baik, sehat begitu juga orang-orang yang kita kasihi bersyukurlah. Ungkapan syukur itu bisa dilakukan dengan tetap menjaga kesehatan agar tidak menambah beban rumah sakit.

Gambaran kondisi genting ini tergambar dari kisah Agus Rahmanto. Wakil Kepala Polres Jakarta Selatan ini akhirnya menangis lantaran gagal menyelamatkan nyawa warga yang tidak berdaya karena Covid-19.

Kamis, 24 Juni 2021, Agus hendak mengevakuasi Budi (59), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dengan masker dobel, pelindung mata dan keberanian, Agus dan tiga orang lain memberanikan diri menggotong dan mengeluarkan Budi dari rumahnya.

Agus tidak mengenal Budi yang telat mendapat pertolongan. Saat dievakuasi, Budi yang lemah kondisinya megenakan baju dan sarung saja. Ambulans yang dinanti-nantikan untuk mengevakuasi Budi ke rumah sakit tidak kunjung tiba.

Akhirnya ambulans tiba di kawasan yang separuh warganya terpapar Covid-19. Namun, sopir ambulans bertanya-tanya hendak di bawa ke mana dan akhirnya tidak jalan-jalan juga. 

Agus berinisiatif memakai mobil Kijang milik warga yang dipinjamkan untuk membawa Budi. Budi dimasukkan ke dalam mobil Kijang lalu Agus mengemudikannya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu sambil berkoordinasi.

Tubuh Budi yang sebelumya lemas terbujur kaku saat diturunkan dari mobil Kijang di lobi RSUD Pasar Minggu. Agus menangis di trotoar RSUD mendapati kenyataan ini.

Kisah Agus dan Budi adalah gambaran kita hari-hari ini. Upaya kita kerap berhadapan dengan keterbatasan dan ketidakberdayaan menghadapi realita.

Kita mendengar keluarga, saudara, teman, kawan atau kenalan meminta pertolongan dan bantuan. Sejumlah upaya kita lakukan. Banyak yang tidak bisa berbuat apa-apa juga. Ujung kisah mengharapkan keajaiban atau mengikhlaskan.

Pilu dan menyayat-nyayat perasaan. Kondisi memang sangat tidak memungkinkan. Karena itu, buat kamu yang masih sehat dan orang-orang yang kamu kasihi masih sehat, mari bersama-sama melandaikan kurva penularan.

Rumah sakit dan tenaga medis yang serba terbatas di benteng terkahir pertahanan perlu kita perkuat tidak justru membuat mereka makin kewalahan. Kondisi buruk yang menyesakkan ini jangan sampai tidak berkesudahan.

Minggu lalu, dua rekor berturut-turut terjadi untuk penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Minggu (27/6/2021), dilaporkan ada  21.342 kasus atau naik 247 kasus dari Sabtu (26/6/2021) sebanyak 21.095.

Total kasus Covid-19 yang dilaporkan hingga Minggu ini mencapai 2.115.304 orang terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.

Kepala petugas Kesehatan Queensland, dr Jeannete Young menyebut, varian Delta ini dapat menular melalui kontak dengan durasi sekitar 5 hingga 10 detik saja.

Mar kita mengenali gejalanya agar kita lebih waspada dan tahu harus berbuat apa di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan saat ini.

Mereka yang terpapar varian Delta memiliki beberapa gejala umum seperti sakit perut, selera makan hilang, mual, nyeri sendi, gangguan pendengaran, sakit kepala, sakit tenggorokan, demam.

Berbeda dengan yang kita ketahui sebelumnya, batuk dan kehilangan penciuman merupakan gejala awal yang jarang terjadi untuk mereka yang terpapar varian Delta.

Dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan, upaya kita untuk melandaikan kurva jika mampu adalah meminimalkan mobilitas dan aktivitas di luar rumah.

Setidaknya ada enam tempat yang perlu dihindari agar tidak memasukkan kita dalam bahaya itu. Hindari kedai tempat makan dan minum, gedung konser dan tempat ibadah, transportasi umum, pasar, sekolah dan tempat kerja atau kantor.

Sambil kita berupaya disipilin dengan protokol kesehatan, kita dorong dan pastikan orang-orang di sekitar kita untuk mendapatkan vaksin saat siap dan tersedia. Jangan ditunda-tunda jika kesempatannya terbuka.

Kabar baik untuk vaksinasi adalah kemampuan tenaga medis kita melakukan vaksinasi lebih dari satu juta dalam sehari.

Di saat rekor penambahan kasus positif Covid-19 terjadi, pada Sabtu (26/6/2021), vaksinasi Covid-19 di Indonesia menembus 1,3 juta orang.

Target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo soal satu juta vaksinasi Covid-19 per hari tercapai lebih awal dan jadi harapan untuk melawan pandemi.

Target vaksinasi satu juta per hari dicapai berkat usaha dari berbagai pihak terutama TNI/Polri, pemerintah daerah, BUMN dan pihak swasta yang turut membantu.

Kemenkes menghapus syarat KTP domisili bagi peserta vaksinasi Covid-19. Ketentuan vaksinasi Covid-19 bebas KTP domisili ini berlaku di seluruh pos pelayanan vaksinasi saat vaksinya tersedia.

Kabar baik berikutnya adalah mereka yang belum memiliki KTP alias anak-anak usia 12-17 tahun juga mendapat izin untuk vaksinasi. Seperti kita ketahui, 1 dari 7 kasus positif Covid-19 di Jakarta adalah kasus pada anak-anak.

Pemberian vaksin Sinovac untuk anak usia 12 tahun telah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Rekomendasi penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun tertuang dalam surat BPOM yang dialamatkan kepada PT Bio Farma.

Surat rekomendasi itu dikeluarkan berdasarkan hasil rapat dengan Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Covid-19 yang diselenggarakan pada 26 Juni 2021.

Dalam surat yang dikeluarkan pada 27 Juni 2021 itu, BPOM menuliskan sejumlah pertimbangan hingga akhirnya vaksin itu dapat digunakan untuk anak usia 12-17 tahun. 

Bersamaan dengan itu, Presiden juga minta upaya pencapaian terget angka 1 juta suntikan vaksin per hari konsisten terjadi mulai Juli 2021.

Bersama upaya-upaya baik di tengah situasi yang tidak mudah ini, sediakan dirimu dan ajak orang-orang di sekitarmu untuk vaksin.

Segera. Jangan ditunda-tunda saat siap dan vaksinya tersedia.

Salam upaya,

Wisnu Nugroho

https://www.kompas.com/tren/read/2021/06/29/091229865/suntik-vaksin-segera-jangan-ditunda-tunda-saat-siap-dan-tersedia

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke