Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Disetujui WHO, Vaksin Johson & Johnson Hanya Sekali Suntik

KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J) pada Jumat (12/3/2021).

Melansir NYTimes, otorisasi darurat ini membuat vaksin Johnson & Johnson memenuhi syarat untuk didistribusikan melalui Covax, sebuah inisiatif global untuk memastikan bahwa negara berpengasilan rendah dan menengah bisa mendapatkan akses vaksin.

Vakisn Johnson & Johnson dianggap memiliki keuntungan bagi negara-negara yang ikut dalam program Covax.

Pasalnya, vaksin ini diklaim memberikan perlindungan kuat dari keparahan dan kematian Covid-19 hanya dengan satu kali dosis penyuntikan.

Hal ini berbeda dengan vaksin Covid-19 lain seperti vaksin produksi AstraZeneca, ataupun Pfizer yang memerlukan dua kali dosis penyuntikan.

Vaksin Johnson & Johnson juga dapat disimpan selama tiga bulan pada suhu lemari es.

Hal ini membuatnya cocok untuk digunakan di negara yang kesulitan mendapatkan alat penyimpan vaksin ultra dingin sebagaimana dibutuhkan oleh beberapa vaksin lain.

“Saat vaksin baru tersedia, kita harus memastikan mereka menjadi bagian dari solusi global dan bukan alasan lain beberapa negara dan orang tertinggal jauh,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari NYTimes, Jumat (12/3/2021).


Tentang vaksin Covid-19 Johnson & Johnson

Melansir Nature, vaksin Johnson & Johnson sebelumnya juga telah disetujui oleh FDA pada 27 Februari 2021.

FDA mengeluarkan persetujuan satu hari usai panel penasihat eksternal memutuskan dengan suara bulat bahwa manfaat vaksin tersebut lebih besar dibanding risikonya.

“Ini jelas melampaui standar, dan menyenangkan memiliki vaksin dosis tunggal,” ujar ahli imunologi dari Public Health School TH Chan Harvard, Dr Eric Rubin.

Vaksin Johnson & Johnson bekerja dengan memasukkan gen yang ditujukan bagi protein virus corona yang disebut adenovirus.

Virus corona yang sudah diberi adenovirus tersebut kemudian dinonaktifkan agar tidak bereplikasi dalam sel manusia.

Saat adenovirus memasuki sel tubuh manusia, gen coronavirus diekspresikan yang memungkinkan sistem kekebalan meningkatkan pertahanan terhadap virus corona.

Cara kerja vaksin ini mirip dengan vaksin AstraZeneca yang menggunakan adenovirus yang berbeda.

Pada Januari 2021, Johnson & Johnson telah mengumumkan bahwa satu dosis penyuntikan vaksinnya 85 persen efektif melindungi dari keparahan Covid-19 pada uji coba pada lebih dari 40.000 orang di 8 negara.

Dari uji tersebut tak seorang pun penerima vaksin membutuhkan intervensi medis atau meninggal dibanding 16 orang yang menerima plasebo.


Uji coba dua dosis

Suntikan tersebut juga 66 persen efektif mencegah Covid-19 sedang hingga parah.

Vaksin dosis tunggal dinilai akan lebih mudah diluncurkan dibanding vaksin lain yang perlu dua kali penyuntikan, terutama untuk komunitas yang sulit dijangkau seperti tunawisma atau mereka yang tinggal di daerah terpencil.

Meski demikian saat ini juga Johnson & Johnson juga tengah dicoba untuk diuji digunakan dalam dua dosis.

Hal ini memicu kekhawatiran tersendiri bagi penasihat FDA. Jika ternyata hasil uji menunjukkan vaksin lebih baik diberikan dalam dua dosis maka para penerima vaksin yang diberikan dalam otorisasi dosis tunggal mungkin akan merasa mereka mendapat vaksin yang tidak bekerja dengan baik.

Namun saat ini, semua penasihat FDA sepakat bahwa data yang ada menunjukkan vaksin cukup untuk disahkan dalam rejimen dosis tunggal.

Johnosn & Johnson saat ini bukan satu-satunya perusahaan vaksin yang membuat vaksin dosis tunggal.

Pada 24 Februari CanSino Biologics China juga mengumumkan mereka memiliki vaksin dosis tunggal yang berbasis adenovirus lainnya dan diklaim 90 persen efektif mencegah penyakit Covid-19 parah.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/14/103000865/disetujui-who-vaksin-johson-johnson-hanya-sekali-suntik

Terkini Lainnya

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke