Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Video Viral Adanya Gunung Emas di Kongo, Bagaimana Ceritanya?

KOMPAS.com – Sebuah video sekumpulan orang berkumpul memunguti tanah dan menggali dengan sekop di dekat lubang galian, viral di media sosial TikTok, Facebook, Twitter hingga Instagram.

Dalam video viral tersebut disertakan narasi bahwa orang-orang tersebut sedang menggali tanah yang terdapat kandungan emas.

Selain itu terdapat pula video yang memperlihatkan orang-orang yang sedang mencuci bongkahan emas yang dia dapatkan.

Salah satu akun yang mengunggah video tersebut di Instagram adalah akun @makassar_iinfo.

“Gunung Ini Mengandung ‘90% Emas’, Ditemukan Di Republik Demokratik Kongo.

Kongo penuh dengan kekayaan alam, termasuk minyak, kayu, berlian, dan mineral,” tulisnya.

Beragam komentar muncul terkait video tersebut.

“Apakah ini yg ada dalam cerita kalo akan ada gunung emas ?? lalu mereka akan saling membunuh karena saling berebut emas ?? serius tanya. yg paham jelasin oee” tulis akun @anindyamahesari.

“Serius nanya,,tiket peswat kesana berapa?,” tanya akun @jamalhanaqila.

“Auto kaya dan harga emas turun,” tulis akun tank_tama.

Lantas bagaimana cerita dibalik video tersebut?

Viral di media sosial

Video gunung emas tersebut viral setelah diunggah oleh akun Ahmad Algohbary, seorang jurnalis lepas yang membagikan di Twitter. 

“Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar bagi beberapa penduduk desa di negara ini, ketika seluruh gunung yang dipenuhi dengan emas ditemukan! Mereka menggali tanah di dalam endapan emas dan membawanya ke rumah mereka untuk membersihkan kotoran & mengekstraksi emas,” tulis Ahmad Algohbary. 

Meski demikian, Ahmad dalam postingan Twitternya saat ditanya seorang jurnalis BBC London mengatakan video tersebut bukanlah dirinya yang mengambil.

Akan tetapi video tersebut menurutnya telah menyebar di media sosial sebelumnya dan di antaranya diunggah oleh sebuah chanel Youtube 2nacheki.

Pemberitaan BBC menyebutkan, meskipun video itu viral sejak Selasa (2/3/2021), namun kontributor BBC di Kongo, Byode Malenga mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (27/2/2021).

Wilayah pertambangan

Malenga mengatakan kejadian tersebut terjadi di gunung di sebuah desa yang berada di 35 km dari utara Bukavu, Ibu Kota Kivu, Kongo.

Pemerintah telah mengirim polisi ke daerah tersebut untuk mengembalikan ketertiban dan untuk mengumpulkan kembali emas yang dibawa warga desa.

Kongo terkenal dengan mineral dan logam mulia seperti emas. Adapun gunung lokasi penjarahan tersebut terjadi di wilayah pertambangan yang terdaftar dengan pekerja resmi.

Sementara itu, melansir dari Reuters, Menteri Pertambangan negara bagian Kivu Selatan, Vernant Burume Muhigirwa mengonfirmasi penemuan bijih emas telah menyebabkan demam emas.

Demam emas

Akibat dari adanya demam emas tersebut pada Senin (1/3/2021) telah dikeluarkan larangan untuk menghentikan seluruh aksi penambangan di desa Kivu Selatan.

Kelompok Penambang, Pedagang, dan Anggota Angkatan Bersenjata (FARDC) juga telah diminta meninggalkan lokasi tambang sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Muhigirwa mengatakan penghentian sementara kegiatan penambangan itu akan digunakan pihak berwenang untuk memastikan para penambang artisanal (penambangan tradisional) terdaftar di regulator pertambangan.

Kehadiran FARDC di lokasi tambang dilarang di bawah kode penambangan Kongo dan dianggap berkontribusi pada kekacauan.

Aktivitas penambangan artisanal adalah hal yang biasa di Kongo.

Adapun penambangan emas artisanal tersebut tersebar luas di bagian timur dan timurr laut Kongo.

“Ketertiban harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi, tidak hanya untuk melindungi kehidupan tetapi juga untuk memastikan pencarian emasi yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo,” ujar keputusan yang ddikeluarkan Menteri Pertambangan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/12/082000965/video-viral-adanya-gunung-emas-di-kongo-bagaimana-ceritanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke